• Senin, 22 Desember 2025

Akan Berpikir Balik Modal', Boy Rafli Amar Ungkap Bahaya Laten Praktik Bayar untuk Masuk Polisi

Photo Author
- Kamis, 25 September 2025 | 10:45 WIB
Boy Rafli Amar (Tangkapan Layar Akun Youtube Boy Rafli Amar)
Boy Rafli Amar (Tangkapan Layar Akun Youtube Boy Rafli Amar)

KONTEKS.CO.ID - Jenderal Polisi (Purn.) Boy Rafli Amar menyebut akar masalah profesionalisme di tubuh Polri sering kali berasal dari persoalan di tingkat hulu.

Ia menyoroti proses rekrutmen dan sistem pembinaan karier sebagai dua titik krusial yang harus dibenahi.

Menurutnya, jika proses rekrutmen tidak dilakukan secara transparan dan justru diwarnai praktik materialistis, hal itu akan sangat merusak mental personel di kemudian hari.

Baca Juga: Ada Hiu Goreng, Puluhan Siswa Keracunan MBG di Ketapang

"Kalau dia merasa mengeluarkan sesuatu bayar dan kemudian dia kemudian bertugas menjadi anggota polisi, dalam otak pikirannya kan pasti saya sudah…," ujar Boy Rafli dalam video di kanal YouTube Hendri Satrio Official, 24 September 2025.

Pola pikir inilah yang ia sebut sebagai mentalitas "balik modal". Kondisi ini sangat berbahaya karena akan membuat anggota polisi bertindak bukan atas dasar kepentingan tugas, melainkan untuk kepentingan pribadi.

"Ini akan mempengaruhi profesionalisme tadi," tegasnya. Selain rekrutmen, Boy Rafli juga menyoroti pentingnya penerapan sistem merit dalam pembinaan karier dan penempatan jabatan di internal Polri.

Baca Juga: Sri Mulyani Lengser, JCR Pertahankan Rating RI di BBB+ Outlook Stabil: Tanda Prospek Ekonomi Solid

Menurutnya, jika sistem ini tidak berjalan baik, akan terjadi rasa ketidakadilan di dalam organisasi.

"Bisa saja orang yang punya kemampuan bagus tidak mendapatkan kesempatan karena tidak dilakukan dengan sistem meritokrasi yang bagus," jelasnya.

Ia menambahkan, promosi yang didasarkan pada unsur subjektif seperti "suka atau tidak suka" dapat merusak soliditas dan profesionalisme.

Baca Juga: Kejagung Periksa Azwar Anas Soal Korupsi Chromebook Era Nadiem Makarim

Saat ditanya mengenai adanya "jatah kuota pimpinan" dalam rekrutmen, Boy Rafli mengaku tidak pernah mendengar hal tersebut selama kariernya.

Ia menegaskan, sistem dan mekanisme di dalam Polri sebenarnya sudah baik, namun kuncinya terletak pada eksekusi aturan yang konsisten, terutama dalam menegakkan reward and punishment yang adil.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rat Nugra

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X