• Minggu, 21 Desember 2025

Bambang Tri Minta Kebebasan Pers Dikembalikan: Rezim Jokowi Hancurkan Demokrasi dengan UU ITE

Photo Author
- Selasa, 23 September 2025 | 11:45 WIB
Bambang Tri, penulis buku Jokowi Undercover. (Tangkapan Layar Akun Youtube Forum Keadilan TV)
Bambang Tri, penulis buku Jokowi Undercover. (Tangkapan Layar Akun Youtube Forum Keadilan TV)

KONTEKS.CO.ID - Penulis Bambang Tri Mulyono, yang dua kali menjadi korban pasal karet UU ITE, meminta Presiden Prabowo Subianto untuk membebaskan pers dari cengkeraman regulasi yang represif warisan rezim sebelumnya.

Menurutnya, selama 10 tahun pemerintahan Joko Widodo (Jokowi), demokrasi, khususnya kebebasan pers, telah mati total.

Bagi Bambang, yang juga seorang wartawan, esensi demokrasi adalah kebebasan untuk menulis dan berpendapat.

Baca Juga: Bantah Ngarang Cerita, Bambang Tri Siap Pertanggungjawabkan Semua Sumber di Buku 'Jokowi Undercover'

Jika ada pihak yang keberatan dengan sebuah tulisan, mekanisme yang seharusnya digunakan adalah hak jawab atau menempuh jalur hukum sesuai UU Pers, bukan menggunakan pasal pidana lain seperti UU ITE.

"Ini yang mati total selama 10 tahun di bawah Jokowi ini," tegasnya dalam video yang ditayangkan di kanal Youtube Forum Keadilan TV, 23 September 2025.

Ia mengkritik klaim Jokowi yang seringkali menyatakan telah mengembangkan demokrasi.

Baca Juga: Jabat Menko Polkam Gantikan Budi Gunawan, Mahfud MD: Djamari Oke, Chemistry-nya Cocok dengan Prabowo

"Jokowi bilang mengembangkan demokrasi itu dari mana ceritanya? Dia menghancurkan demokrasi," ujar Bambang dari perspektif kebebasan pers.

UU ITE, menurutnya, telah menjadi senjata ampuh untuk membungkam suara-suara kritis, tidak hanya dirinya tetapi juga aktivis lain seperti Jumhur Hidayat dan Syahganda Nainggolan.

Kini, ia menaruh harapan pada pemerintahan Prabowo untuk melakukan perubahan. "Mudah-mudahan Pak Prabowo sebagai presiden itu harus sadar nih, bebaskan pers dari cengkeraman rezimnya Jokowi ini," serunya.

Baca Juga: Mahfud MD Ungkap Alasan Mau Gabung Komisi Reformasi Polri: Kultur Buruk Kesan Orang Polisi Itu Pemeras!

Ia berharap, di bawah kepemimpinan baru, produk-produk jurnalistik tidak lagi diadili dengan pasal-pasal karet yang multitafsir, sehingga ruang untuk kritik dan perdebatan kebenaran bisa kembali terbuka lebar.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rat Nugra

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X