• Senin, 22 Desember 2025

Mahasiswa Inspiratif, Disabilitas Netra Bukan Halangan Otto Wahyudi Lolos SNBT UNY dan Raih Beasiswa KIPK

Photo Author
- Senin, 8 September 2025 | 05:00 WIB
Mahasiswa UNY asal Bukittinggi Otto Wahyudi tak menjadikan disabilitas netranya menjadi halangan berprestasi. (Foto UNY)
Mahasiswa UNY asal Bukittinggi Otto Wahyudi tak menjadikan disabilitas netranya menjadi halangan berprestasi. (Foto UNY)

KONTEKS.CO.IDOtto Wahyudi, mahasiswa baru asal Bukittinggi, Sumatera Barat, membuktikan diri bahwa menjalani takdir sebagai disabilitas netra bukan halangan untuk menimba ilmu, bahkan berprestasi.

Ia bahkan sanggup menyingkirkan para pesaingnya yang memiliki fisik sempurna untuk mengklaim satu tempat di Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT) 2025 Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).

Ya di tahun ajaran perkuliahan baru 2025/2026 ini, Otto sebagai mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Luar Biasa (PLB) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) UNY.

Baca Juga: Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Kepulauan Tanimbar

Bukan hanya itu, ia berhasil masuk ke UNY dengan beasiswa Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIPK), sehingga biaya pendidikannya akan ditanggung pemerintah.

Prestasi ini menjadi sesuatu yang membanggakan bagi keluarga Otto. Ayahnya, Herison hanyalah buruh tani dan ibunya Reni Oktaviani, mengurus rumah tangga. Ia juga menjadi sosok pendukung utama pendidikan anak-anaknya.

Herison mengaku, tidak menyangka anaknya bisa menembus salah satu universitas ternama di Yogyakarta. Ibu Otto, Reni, juga merasa bangga karena perjuangan anaknya telah membuahkan hasil yang nyata.

"Tahun lalu saat kelas 11 SMA, Otto sudah mengatakan keinginannya untuk studi lanjut. Kami mendukung keinginannya dan soal biaya akan kami usahakan. Ternyata Otto mendapatkan beasiswa KIPK, kami sangat bersyukur," ucap Reni dalam keterangan tertulisnya, mengutip Minggu 7 September 2025.

Baca Juga: Ini 12 Wakil Indonesia di Turnamen Bulu Tangkis Hong Kong Open 2025

Walaupun berasal dari keluarga sederhana dan kondisi fisik terbatas, tekadnya terlalu kuat untuk menyerah. Ia terus memperjuangkan cita-citanya belajar di bangku kuliah.

Bangga sebagai orang Minangkabau, Otto menilai merantau telah menjadi budayanya.

"Saya juga sempat berkonsultasi dengan sesama penyandang tunanetra di Bukittinggi tentang hal ini. Di samping itu, juga karena budaya orang Minangkabau yaknin merantau, maka saya pilih pendidikan tinggi di Yogyakarta," kata Otto.

Baca Juga: Penyidik KPK Garap Dirut PT Bringin Gigantara, Telisik Informasi Penting Seputar Korupsi EDC BRI

Nantinya ia ingin bisa mengembangkan diri di bidang leadership dan kepenulisan. Otto juga membidik salsah satu organisasi di FIP UNY, yakni UKM Reality, sebuah unit kegiatan bidang penelitian. ***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Iqbal Marsya

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X