"Terancam di-reshuffle, termsuk pejabat negara. Itu pasti mereka tidak nyaman dengan situasi menjelang satu tahun Pemerintahan Prabowo Subianto," katanya.
Kemudian, orang-orang yang menjadi bagian dari oligarki lama pada era 10 tahun pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) juga sekarang tengah terencam.
"Mereka jadi satu dengan orang-orang yang frustasi dengan situasi kondisi ekonomi," ujarnya.
Bukan hanya dari dalam negeri, elite global pun tentunya mempunyai kepentingan dan bisa jadi turut bermain.
Baca Juga: Polisi Ungkap Lokasi Penyimpanan Bom Molotov Demonstrasi Ricuh Jakarta, Perakitnya Dijuluki Profesor
"Kita sekarang sudah masuk dalam pertarungan internasional, di mana ada tiga negara adidaya, Amerika, Tiongkok, dan Rusia," katanya.
Mereka sedang berebut pengaruh. Mereka tentunya menginginkan bisa masuk dan mengendalikan Indonesia.
"Memengaruhi secara politik, memengaruhi secara ekonomi," ujarnya.
Menurut Slamet, berbagai kepentingan dan pihak tersebut kemudian menyatu dalam sebuah kepentingan bersama sementara atau ad hoc karena ada kekesalan terhadap parlemen dan pemerintah.***
Artikel Terkait
Stop Brutalitas dan Kekejaman Aparat Menangani Demonstrasi, Sudah Represi Sistematis dan Kriminalisasi
Kementerian PU Siapkan Anggaran Nyaris Rp900 Miliar Perbaiki Fasilitas yang Rusak Imbas Demonstrasi
Polisi Ungkap Lokasi Penyimpanan Bom Molotov Demonstrasi Ricuh Jakarta, Perakitnya Dijuluki Profesor
Pengamat Intelijen Rildwan Habib: Intelijen dan Aparat Keamanan Gelagapan Tangani Demonstrasi dan Kerusuhan Agustus 2025
Buntut Aksi Demonstrasi, Pengamat: Banyak Ular Berkepala Dua di Lingkaran Kekuasaan Prabowo