KONTEKS.CO.ID - Kereta cepat Jakarta-Bandung menarik perhatian warga Malaysia, setelah data menunjukkan 43 persen penumpang asing berasal dari negara tetangga dekat itu.
Proyek kereta senilai USD7,3 miliar tersebut telah mencatat 528 ribu penumpang asing sejauh ini, dengan 225 ribu di antaranya berasal dari Malaysia, menurut Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) selaku operator jaringan kereta.
KCIC juga mencatat tren positif pada September, ketika jumlah warga Malaysia yang menggunakan kereta cepat Whoosh bisa mencapai lebih dari 750 orang per hari.
Baca Juga: KAI Ngos-ngosan! Tiap Tahun Harus Bayar Bunga Utang Kereta Cepat Whoosh Rp2 Triliun ke China
KCIC menilai tren ini dipengaruhi momen libur panjang di Malaysia dan Indonesia, karena Jumat 5 September 2025 menjadi hari libur di kedua negara dengan mayoritas penduduk muslim.
“Bagi wisatawan mancanegara, Whoosh bukan hanya moda transportasi. Jaringan kereta ini sudah menjadi bagian dari pengalaman wisata mereka saat berkunjung ke Indonesia,” ujar General Manager Corporate Secretary KCIC, Eva Chairunisa.
Badan Pusat Statistik (BPS) baru-baru ini juga merilis data bahwa jumlah kunjungan wisatawan mancanegara melonjak 13,01 persen secara tahunan pada Juli, mencapai 1,48 juta kunjungan.
Baca Juga: Utang Kereta Cepat Whoosh Bikin KAI Berdarah, DPR Sebut Jadi Bom Waktu Bagi Keuangan BUMN
Sekitar 14,32 persen di antaranya berasal dari Malaysia, tetapi jumlah wisatawan Malaysia sedikit turun 0,28 persen dibanding bulan sebelumnya.
Di tengah peningkatan jumlah penumpang, Whoosh menghadapi ancaman beban utang besar dari China.
Proyek ini sebagian besar dibiayai pinjaman dari negara itu. Saat ini, dana abadi Indonesia Danantara tengah menyusun rencana restrukturisasi utang tersebut.***
Artikel Terkait
Liburan Sekolah Makin Seru! Tiket Kereta Cepat Whoosh ke Bandung Mulai Rp75 Ribu Saja, Cuss Beli
Pecah Rekor, Kereta Cepat Whoosh Layani Lebih dari 25 Ribu Penumpang dalam Sehari
Pencuri Bantal di Kereta Cepat Whoosh Tertangkap, Ada-Ada Saja
Prabowo Perluas Whoosh hingga Surabaya, Gara-Gara Kepincut Dampak Ekonomi yang Luar Biasa, Apa Saja?