• Minggu, 21 Desember 2025

KAI Ngos-ngosan! Tiap Tahun Harus Bayar Bunga Utang Kereta Cepat Whoosh Rp2 Triliun ke China

Photo Author
- Sabtu, 23 Agustus 2025 | 15:28 WIB
Beban utang Kereta Cepat Whoosh membebani keuangan PT KAI Persero. KCIC (KCIC)
Beban utang Kereta Cepat Whoosh membebani keuangan PT KAI Persero. KCIC (KCIC)


KONTEKS.CO.ID – Keuangan PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI tengah berdarah-darah. Ini tak lain akibat beban utang proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) alias Whoosh yang membengkak hingga USD7,2 miliar (Rp116 triliun).

Kondisi ini menjadi perbicangan panas saat rapat Komisi VI DPR dengan manajemen PT KAI yang dipimpin Dirut PT KAI Bobby Rasyidin.

Bahkan Bobby Rasyidin menyebut beban utang Whoosh bisa menjadi bom waktu bagi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) transportasi tersebut.

Baca Juga: Noel Memohon Amnesti, Istana Pastikan Presiden Prabowo Tak Lindungi Koruptor

Menurut pengamat BUMN, Toto Pranoto, komposisi utang kereta cepat 75%-nya berasal dari pinjaman China Development Bank (CDB). Bungnya 3,5-4%.

Dengan demikian, konsorsium PT KCIC yang didominasi PT KAI wajib membayar bunga utang kurang lebih Rp2 triliun per tahun.

"Kalau merujuk total biaya investasi awal ditambah cost overrun itu hampir USD7,2 miliar (jumlah utang KCJB). Sebanyak 75% utang dari CDB dengan bunga 3,5 hingga 4%, untuk bunganya saja mereka (KAI dkk) harus bayar mungkin Rp2 triliun ya," katanya kepada awak media, Sabtu 23 Agustus 2025.

Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini Melonjak Rp17 Ribu, Benarkah Momen yang Tepat untuk Jual atau Justru Beli?

Ia pun mengkirtisi pembukuan kerugian PT KCIC yang secara otomatis menyeret KAI sebagai perusahaan mayoritas dari konsorsium.

KAI tercatat masih menelan kerugian Rp1,6 triliun pada semester I 2025. Besarannya menyusut ketimbang semester I 2024 sebesar Rp2,3 triliun.

Ia menegaskan, beban utang yang cukup besar itu tidak akan mampu ditutup kalau mengandalkan pendapatan dari penjualan tiket kereta cepat saja. Sebab okupansi harian Whoosh di bawah skenario moderat 60%.

Baca Juga: Tak Ada di HP Lain, Google Pixel 10 Series Punya Fitur Panggilan Suara dan Video WhatsApp via Satelit

Karena itu, dirinya mendukung langkah Badan Pengelola Investasi Danantara terkait rencana membenahi utang atau beban PT KAI akibat proyek mercuar di era Jokowi itu. ***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Iqbal Marsya

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Stok Aman, Pemerintah Putuskan Stop Impor Beras 2026

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:45 WIB
X