• Senin, 22 Desember 2025

Ini Dalih Polri Kedodoran di Medsos Cegah Potensi Demo Rusuh

Photo Author
- Rabu, 3 September 2025 | 19:57 WIB
Bentrokan aprat keamanan dan demonstran buntut demo di DPR. (KONTEKS.CO.ID/Ist)
Bentrokan aprat keamanan dan demonstran buntut demo di DPR. (KONTEKS.CO.ID/Ist)

KONTEKS.CO.ID - Staf Ahli Kapolri, Aryanto Sutadi, ungkap dalih Polri kedodoran di media sosial (medsos) terkait aksi demonstrasi belakangan ini.

Aryanto di Jakarta, Rabu, 3 September 2025, mengungkapkan, berbagai narasi provokatif dan kekerasan terkait demo bertebaran di medsos.

"Dia diajak, besok kita ikut demo ya, bakar. Kemudian kalau ada intelijen masuk, bunuh dia. Bawa bom molotov," ujarnya mengungkap salah satu ajakan provokatif di medsos.

Baca Juga: Demo 3 September 2025: Jangan Melintas di Depan Gedung DPR, Ada Aktivis Desak Prabowo Setop Kekerasan

Ia mengaku sudah menyampaikan berbagai narasi provokatif tersebut kepada jajaran Polri dan menanyakan apakah orang yang menyampaikan ajakan-ajakan seperti tidak bisa ditangkap?

"Jawabannya apa? Enggak bisa Pak, karena belum ada kejadian di lapangan," katanya.

Menurut Aryanto, ajakan-ajangan di medsos tersebut dampaknya sangat dahsyat, seperti yang terjadi kemarin karena pelaku-pelaku provokator tidak bisa ditangkap sebelum ada kejadian.

Aturan atau ketentuan pelaku tidak bisa ditangkap sebelum terjadinya peristiwa, itu membuat sejumlah SOP pengamanan atau tindakan sebelumnya tidak bisa diterapkan.

Baca Juga: Demo 28 Agustus 2025 Bikin Kode 1312 Meledak Lagi, Begini Arti dan Sejarah ACAB di Baliknya

"Saya sudah dari Kapolda terapkan itu, tetapi ini enggak bisa berjalan," katanya.

Imbas dari medsos ini sangat dahsyat, terlebih lagi, elemen yang akan melakukan aksi demonstrasi menyampaikan, jumlah demonstran yang akan hadir sangat signifikan.

"Karena di sini terlalu dahsyat Pak. Kejadian di lapangan itu terlalu dahsyat. Kita sudah meriding sebelum bayangkan," katanya.

"Pak [Said] Iqbal ngomong akan 10 ribu, 100 ribu di sini, gitu ya. Secara nalar, kekuatan polisi itu tidak akan mungkin menghadapi massa," katanya.

Menurut Aryanto, banyaknya jumlah demonstran ini sangat menyulitkan aparat keamanan untuk mengidentifikas potensi dan ancaman atau hal-hal yang tidak diinginkan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Setiawan Konteks

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X