• Senin, 22 Desember 2025

Pasca-Demo Ricuh, Analis Melihat Rakyat Ingin Reformasi Total Polri: Salah Satunya Ganti Kapolri!

Photo Author
- Senin, 1 September 2025 | 17:02 WIB
Rudi S Kamri, Executive Director dan CEO Lembaga Kajian Anak Bangsa, angkat bicara demo ricuh dan reformasi Polri dengan mengganti Kapolri. (Tangkapan Layar YouTune Anak Bangsa Channel )
Rudi S Kamri, Executive Director dan CEO Lembaga Kajian Anak Bangsa, angkat bicara demo ricuh dan reformasi Polri dengan mengganti Kapolri. (Tangkapan Layar YouTune Anak Bangsa Channel )

Karena itu, tegas dia, polisi kalau tidak hati-hati bertindak -seperti yang terjadi tanggal 28 Agustus sehingga Affan Kurniawan meninggal- bisa mengulang proses kerusuhan yang lebih masif.

“Artinya saya ingin mengimbau kepada Presiden Prabowo harus mengevaluasi kinerja Kepolisian. Perlu ada rotasi besar-besaran,” desaknya.

Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo Terlalu Lama Menjabat

Ia menggaris-bawahi jika diperlukan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo diganti. “Bukan hanya karena kasus Affan, ini toh kenyataannya Kapolri sudah terlalu lama menjabat selama empat tahun lebih,” tandasnya.

Terlalu lamanya Kapolri menjabat membuat gerbong Perwira Tinggi Polri tak bisa bergerak.

“Sudah saatnya terjadi mutasi dan rotasi sehingga gerbong Kepolisian bisa bergerak dan bisa diperbaiki. Harus ada reformasi besar-besaran di tubuh Polri agar agar Polri itu bertindak bersikap professional,” pinta Rudi.

Baca Juga: Pariwisata RI Kembali Bergairah, Kunjungan Wisman Januari-Juli 2025 Tembus 8,5 Juta  

Dia mengungkapkan, ada dua hal yang ditunggu masyarakat dari Polri sekarang yakni serve and protect. Menunggu Polri menjadi institusi yang melayani, mengayomi, dan melindungi masyarakat sebagai penegak hukum.

“Ya, itu satu hal. Tapi yang bersentuhan langsung pada empati rakyat itu adalah serve and protect, mengayomi dan melayani. Kalau dua hal ini tidak dilakukan, yang terjadi hanya sekadar penegakan hukum, rakyat akan marah,” tuturnya.

Lebih jauh dikatakan, insiden para oknum anggota Brimob yang mungkin ketakutan, panik atau apapun yang akhirnya mengemudikan mobil rantis secara ugal-ugalan dan menimbulkan korban jiwa seharusnnya bisa menjadi trigger.

“Dan ini harus menjadi evaluasi yang sangat serius Presiden terhadap kinerja Polri,” cetusnya.

Baca Juga: Aksi Solidaritas, 5 Band Tunda Konser, Efek Rumah Kaca: Rasanya Tidak Tepat Bersenang-senang 

Rudi berpendapat, jika tidak ada evaluasi lebih serius dan hanya kesalahan dan sanksi hanya ditimpakan kepada anggota-anggota di bawah, hal itu bisa memicu ketidakpuasan publik.

“Ketidakpercayaan masyarakat terhadap Polri akan semakin meningkat. Kuncinya adalah di keberanian Presiden Prabowo melakukan reformasi total di tubuh Polri. Reposisi, pergantian, rotasi dan sebagainya itu ditunggu oleh masyarakat,” katanya lagi.

“Masyarakat Indonesia membutuhkan polri dengan wajah baru, wajah yang lebih humanis, wajah yang lebih mengayomi, wajah yang lebih melindungi. Itu wajah polisi yang ditunggu-tunggu, yang diharapkan oleh masyarakat,” tambah jebolan IPB Bogor itu.

Baca Juga: Prabowo Didorong Nasionalisasi BCA, Sasmito Singgung Skandal BLBI 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Iqbal Marsya

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X