• Minggu, 21 Desember 2025

Pasca-Demo Ricuh, Analis Melihat Rakyat Ingin Reformasi Total Polri: Salah Satunya Ganti Kapolri!

Photo Author
- Senin, 1 September 2025 | 17:02 WIB
Rudi S Kamri, Executive Director dan CEO Lembaga Kajian Anak Bangsa, angkat bicara demo ricuh dan reformasi Polri dengan mengganti Kapolri. (Tangkapan Layar YouTune Anak Bangsa Channel )
Rudi S Kamri, Executive Director dan CEO Lembaga Kajian Anak Bangsa, angkat bicara demo ricuh dan reformasi Polri dengan mengganti Kapolri. (Tangkapan Layar YouTune Anak Bangsa Channel )

KONTEKS.CO.ID – Analis melihat ada dua hal yang ingin dilihat rakyat pascademo yang diwarnai dengan kericuhan, bentrok, dan penjarahan sepanjang pekan terakhir kemarin.

Dan semuanya itu berhubungan dengan Kepolisian Republik Indonesia (Polri).

Rudi S Kamri, Executive Director dan CEO di Lembaga Kajian Anak Bangsa, mengatakan, demonstrasi terjadi di mana-mana, ada kemarahan di mana-mana, dan juga korban jiwa.

Baca Juga: Ratusan Guru Besar dan Puluhan Akademisi AAPI Desak Pemerintah Rampingkan Kabinet 

Karena itu, ia mengapresiasi respons Presiden Prabowo Subianto yang bertakziah ke rumah almarhum Affan Kurniawan pada Jumat malam (29 Agustus 2025).

Affan Kurniawan adalah pengendara ojek online yang meninggal dunia karena ditabrak dan dilindas mobil rantis saat pengamanan demo di daerah Pejompongan, Jakarta Barat.

“Presiden memberikan perhatian empati yang sangat tinggi kepada keluarga Affan. Dan presiden, pemerintah akan memberikan bantuan secara khusus kepada keluargnya,” ucap Rudi S Kamri, mengutip kanal YouTube-nya, Anak Bangsa Channel, Senin 1 September 2025.

Namun permintaan maaf saja dianggapnya tidak cukup. Presiden harus mengevaluasi secara serius akar masalahnya ini ada di mana.

Baca Juga: Pemprov DKI Jakarta dan Pemuda Pancasila Sepakat Perkuat Sinergi Pembangunan Ibu Kota 

Ia melihat akar masalah utamanya ada pada Kepolisian. “Yang pertama saya harus memberikan catatan kritis kepada kinerja Kepolisian. Kematian Affan dilakukan oleh oknum-oknum polisi,” ucapnya.

“Risiko atau konsekuensi dari meninggalnya karena dilindas dengan rantis Barakuda Brimob Polro itu luar biasa besar dan bisa menjadi trigger kemarahan rakyat yang meluap dan semakin masif,” katanya mengingatkan.

Rudi pun mengingatkan bagaimana kematian empat mahasiswa Trisakti pada 14 Mei 1998 itu pada akhirnya memicu kerusuhan-kerusuhan. Hingga akhirnya Presiden Soeharto sebagai penguasa selama 32 tahun di negeri ini jatuh.

“Orang yang paling kuat di Indonesia akhirnya jatuh juga karena terpicu kematian mahasiswa Trisakti. Arahnya sekarang menuju ke sana (menjatuhkan presiden),” simpulnya.

Baca Juga: Selebriti Turun ke Jalan: Denny Sumargo, Lucinta Luna hingga Joko Anwar, Marah karena Nurani Tersakiti

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Iqbal Marsya

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X