• Senin, 22 Desember 2025

Merdeka Institute Nilai Kongres Persatuan PWI 2025 Rentan Konflik Dua Kubu

Photo Author
- Selasa, 26 Agustus 2025 | 16:51 WIB
DK PWI Pusat tegur keras 4 pengurus, termasuk Ketua Umum PWI Pusat dalam dugaan kasus penyelewengan dana bantuan FH BUMN (Dok Istimewa)
DK PWI Pusat tegur keras 4 pengurus, termasuk Ketua Umum PWI Pusat dalam dugaan kasus penyelewengan dana bantuan FH BUMN (Dok Istimewa)

KONTEKS.CO.ID - Lembaga riset Merdeka Institute menilai pelaksanaan Kongres Persatuan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) 2025 yang akan digelar di Cikarang, Jawa Barat, pada 29–30 Agustus mendatang berpotensi diwarnai konflik dan gesekan antar kubu.

Direktur Eksekutif Merdeka Institute, Mulia Siregar, menyebut indikasi tersebut terlihat dari munculnya dua bakal calon Ketua Umum PWI periode 2025–2030, yakni Hendry Ch. Bangun dan Akhmad Munir, yang sudah mendaftar ke panitia.

“Hendry adalah Ketua Umum PWI hasil Kongres Bandung tahun 2023, sedangkan Akhmad Munir merupakan Direktur Utama LKBN Antara,” kata Mulia dalam keterangan tertulisnya pada Selasa, 26 Agustus 2025.

Baca Juga: Geledah Rumah Dinas Noel Ebenezer, KPK Sita Mobil Alphard dan 4 Handphone dari Plafon

Menurutnya, jika hingga batas akhir pendaftaran hanya ada dua calon, maka yang terjadi adalah kristalisasi dua kubu yang selama ini bersitegang, yakni kubu Hendry dan kubu Zulmansyah.

Perseteruan Lama Berpotensi Terulang

Meski Akhmad Munir dikenal sebagai figur bebas konflik, di barisan pendukungnya terdapat Zulmansyah Sekedang, Ketua Umum PWI hasil Kongres Luar Biasa (KLB) Jakarta 2024.

“Isu lama perseteruan kubu Hendry dan kubu Zulmansyah tak terelakkan bakal mengemuka. Padahal, Kongres Persatuan tujuannya untuk menyatukan dua kubu yang berseteru itu. Ini menjadi jauh panggang dari api. Rentan muncul gesekan dan konflik,” jelas Mulia.

Untuk menghindari situasi tersebut, Mulia berharap muncul minimal satu lagi kandidat di luar dua kubu yang berseteru.

Baca Juga: NeutraDC Summit 2025 Digelar: Hadirkan Kolaborasi Global, Luncurkan Inovasi AI

“Ini pilihan yang paling realistis untuk persatuan PWI,” katanya.

Syarat Dukungan Dinilai Menyulitkan

Mulia menambahkan, persyaratan minimal 20% dukungan PWI tingkat provinsi (sekitar delapan provinsi) turut memunculkan benih konflik.

“Syarat ini seperti pengkondisian munculnya dua kubu yang selama ini berseteru, dan meminimalisir hadirnya kandidat independen. Karena PWI provinsi yang ada masing-masing sudah berada di salah satu dari dua kubu itu,” katanya.

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Eko Priliawito

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X