• Senin, 22 Desember 2025

Scam Digital Menggila, OJK Bekukan 71 Ribu Rekening dengan Kerugian Fantastis Rp4,6 Triliun

Photo Author
- Rabu, 20 Agustus 2025 | 07:00 WIB
OJK blokir ribuan rekening penipu, publik diminta waspada. (freepik)
OJK blokir ribuan rekening penipu, publik diminta waspada. (freepik)

KONTEKS.CO.ID - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) baru saja bikin gebrakan besar. Lebih dari 71 ribu rekening diblokir karena terindikasi penipuan atau scam digital keuangan.

Angka fantastis ini bikin publik makin waspada, sebab kasus scam digital ternyata bukan lagi masalah receh.

Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, menegaskan bahwa tren ini sudah masuk kategori bahaya serius.

“Ancaman scam digital bukan sekadar masalah individu lagi, melainkan ancaman sistemik terhadap kepercayaan publik pada industri jasa keuangan dan regulator serta kepada para penegak hukum,” ujarnya dalam acara Kampanye Nasional Berantas Scam di Jakarta pada Selasa 19 Agustus 2025.

Baca Juga: Drama Mengejutkan! Viktor Axelsen Umumkan Cerai dari Natalia, Minta Fans Jaga Privasi Keluarga

Lonjakan Kasus Scam Digital Sepanjang 2025

Data Satgas PASTI menunjukkan tren kasus scam digital makin naik tajam sepanjang 2025.

Dari Januari sampai Juli, Satgas sudah menghentikan 1.840 entitas ilegal. Rinciannya, 1.556 pinjol ilegal dan 284 investasi bodong berhasil diberantas.

Bahkan, hingga 17 Agustus 2025, Indonesia Anti Scam Center (IASC) sudah menerima 225 ribu laporan masyarakat.

Dari jumlah itu, 71 ribu rekening diblokir, dengan potensi kerugian Rp4,6 triliun. Kabar baiknya, Rp349,3 miliar berhasil diselamatkan sebelum raib.

Baca Juga: Kapolri Listyo Sigit Lantik Komjen Syahardiantono Jadi Kabareskrim, Enam Kapolda Baru Resmi Menjabat

Laporan Indonesia Tertinggi di Kawasan

Lebih miris lagi, laporan scam digital di Indonesia mencapai rata-rata 800 laporan per hari.

Bandingkan dengan Singapura yang hanya 140 laporan dan Malaysia sekitar 130 laporan per hari. Padahal, IASC baru terbentuk pada November 2024. Fakta ini bikin posisi Indonesia jadi sorotan internasional.

Mahendra menekankan, kondisi ini bukan sekadar masalah teknis, tapi sudah jadi ancaman sistemik.

Karena itu, kampanye nasional harus digencarkan. “Sehingga dapat diproyeksikan bahwa upaya penyelamatan dan pengaduan dari laporan ini akan terus meningkat, terlebih kita meningkatkan langkah edukasi dan literasi,” katanya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rat Nugra

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X