Kini, ia tengah menempuh pendidikan Master of Advanced Studies di Geneva Academy of International Humanitarian Law and Human Rights.
Sejak muda, Gustika aktif dalam forum internasional, seperti UNFCCC di Qatar, UNESCO Youth Forum, hingga berbagai program PBB yang membahas isu perempuan dan HAM. Ia juga pernah magang di misi Indonesia untuk PBB.
Dalam kariernya, Gustika pernah menjadi peneliti di Imparsial (2020–2022), fokus pada isu Papua, keamanan, dan reformasi sektor keamanan.
Ia juga aktif sebagai konsultan muda di Plan International Indonesia serta menjadi ASEAN Youth Fellow (2018).
Baca Juga: Kemenkeu Tegaskan Video Sri Mulyani Sebut Guru Beban Negara Adalah Hoaks
Tak hanya itu, Gustika menulis opini di media nasional maupun internasional, termasuk The Jakarta Post, dengan fokus pada HAM, keamanan global, dan demokrasi.
Sikap kritis Gustika terhadap pemerintah bukanlah hal baru.
Pada 2022, ia bersama koalisi warga sipil pernah menggugat Presiden Jokowi dan Mendagri terkait aturan pengangkatan Penjabat Kepala Daerah.
Baca Juga: Apartemen City Park Cengkareng Terbakar, 19 Unit Damkar Diterjunkan
Kini, kritik terbarunya dalam momentum HUT RI ke-80 kembali menegaskan posisinya sebagai sosok muda yang berani menyuarakan ketidakadilan.
Meski kontroversial, keberanian Gustika menunjukkan bahwa semangat demokrasi dan kemerdekaan masih hidup melalui suara generasi penerus bangsa.***
Artikel Terkait
Tan Malaka Pernah Hampir Jadi Presiden Indonesia, Ditolak Hatta, Malah Dapat Tudingan Makar
Ade Armando Bilang Wapres Terdahulu Itu Lewat! Termasuk Hatta hingga Habibie: Pokoknya Gibran is the Best
Rekam Jejak Kwik Kian Gie di Dunia Politik hingga Pendidikan: Satu Kampus dengan Bung Hatta dan Sumitro di Belanda
Nyali Besar Cucu Bung Hatta, Sebut Indonesia Dipimpin Presiden Penculik dan Wakil Anak Haram Konstitusi