KONTEKS.CO.ID - Google akhirnya buka suara soal dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook untuk Program Digitalisasi Pendidikan 2019-2022 di Kemendikbudristek era Nadiem Makarim.
Perwakilan Google mengatakan belum bisa memberikan komentar terkait investigasi yang sedang berjalan.
"Mohon maaf, kami belum bisa memberikan komentar perihal investigasi yang tengah berjalan," ujar perwakilan Google pada media yang dilansir Rabu, 13 Agustus 2025.
Pengadaan Melalui Reseller, Bukan Langsung ke Google
Meski menahan komentar soal penyelidikan, Google menegaskan bahwa pengadaan laptop Chromebook dilakukan melalui jaringan reseller dan mitra, bukan secara langsung dengan perusahaan induk.
"Google bangga atas komitmen dan kontribusi jangka panjangnya dalam memajukan pendidikan di Indonesia," katanya.
"Kami bekerja sama dengan reseller dan mitra untuk menghadirkan solusi kepada pendidik dan siswa," jelasnya.
Google juga menegaskan, kegiatan pengadaan oleh instansi pemerintah dilakukan dengan organisasi mitra tersebut, bukan dengan Google langsung.
Baca Juga: Azizah Salsha Laporkan YouTuber Bigmo dan Resbobb ke Bareskrim, Murka Setahun Jadi Korban Fitnah
Kasus Korupsi Laptop Chromebook Rp9,3 Triliun
Sementara itu, Kejaksaan Agung tengah mengusut dugaan korupsi program ini, yang mencakup pengadaan 1,2 juta unit laptop Chromebook senilai Rp9,3 triliun untuk sekolah di daerah 3T.
Meski tujuannya mulia, laptop Chromebook ini dinilai kurang efektif di wilayah tanpa akses internet.
Dalam penyidikan, Kejagung menetapkan empat tersangka.
Termasuk dua mantan direktur di Kemendikbud, mantan staf khusus Nadiem Makarim, dan mantan konsultan teknologi. Bahkan Jurist Tan masih buron di luar negeri.
Artikel Terkait
Nadiem Makarim Bungkam Soal Kemungkinan Jadi Tersangka Korupsi Google Cloud
Diperiksa KPK soal Google Cloud, Nadiem Makarim Bungkam, Hotman Paris Ikut Dampingi: Masih Tahap Lidik
Nadiem Diperiksa 8 Jam, Skandal Chromebook Bongkar Simpul Google, Gojek, dan Kemendikbudristek?
Kejagung Cecar Dirut Tera Data Soal Ulah Mulatsyah dalam Kasus Korupsi Digitalisasi Pendidikan Era Nadiem