KONTEKS.CO.ID - Maskapai milik negara Garuda Indonesia berencana memperluas jaringan penerbangannya hingga mencapai sekitar 100 rute sebagai bagian dari rencana strategis lima tahunan.
“Garuda Indonesia akan memperluas jaringan menjadi sekitar 100 rute pada tahun 2029, mencakup destinasi domestik maupun internasional,” ujar Direktur Utama Garuda Indonesia, Wamildan Tsani Panjaitan, di Jakarta, Rabu 30 Juli 2025.
Ia menambahkan bahwa pada 2029, Citilink, maskapai berbiaya rendah anak usaha Garuda, juga ditargetkan mengoperasikan sekitar 90 rute penerbangan.
Ekspansi jaringan internasional akan dilakukan melalui perjanjian codeshare strategis, khususnya di kawasan Asia-Pasifik dan Timur Tengah.
Baca Juga: Garuda Muda Gagal Juara, Indonesia U-23 Takluk 0-1 dari Vietnam di Final Piala AFF U-23 2025
Untuk rute domestik, Garuda Indonesia akan memperkuat layanan ke destinasi pariwisata prioritas dengan cara meningkatkan frekuensi penerbangan serta menyediakan lebih banyak penerbangan langsung.
Sementara itu, anggota Komisi VI DPR RI, Asep Wahyuwijaya, mengapresiasi komitmen Presiden Prabowo Subianto dalam memperkuat maskapai nasional.
Ia menyebut langkah tersebut sebagai kebijakan strategis dan bijaksana untuk meningkatkan konektivitas di seluruh wilayah Indonesia.
Asep menegaskan bahwa sebagai negara kepulauan, Indonesia membutuhkan sistem transportasi udara yang kuat dan andal, yang melengkapi layanan transportasi laut dan penyeberangan antar pulau.
Baca Juga: Garuda Disuntik Rp6,6 Triliun dari Danantara, Ini Kata Rosan Roeslani: Langkah Awal...
Ia juga memuji langkah cepat Presiden Prabowo dalam diplomasi internasional, termasuk melobi di Amerika Serikat dan bertemu Presiden Donald Trump, di mana salah satu agendanya adalah penguatan Garuda Indonesia.
Asep turut menyoroti manfaat dari kesepakatan pembelian 50 pesawat Boeing lengkap dengan suku cadangnya, yang dinilai menguntungkan Garuda, meskipun Indonesia menghadapi kenaikan tarif ekspor ke AS hingga 19 persen.
Kesepakatan ini juga didukung oleh tarif impor 0 persen bagi barang-barang asal AS yang masuk ke Indonesia.
Namun demikian, Asep menekankan bahwa penguatan Garuda Indonesia harus dibarengi dengan reformasi internal yang serius dan menyeluruh.
Artikel Terkait
Di Tengah Ancaman Neraca Negatif, Garuda Indonesia Incar Pendanaan dari Danantara untuk Tambah 15 Pesawat
Hasil Investigasi Garuda Indonesia Memastikan Tidak Ada Awak Kabin Terlibat dalam Hilangnya iPhone Penumpang
Biar Makin Kompetitif, Garuda Indonesia Rombak Jajaran Direksi Sisakan Wamildan Tsani Panjaitan
Garuda Indonesia Bayar DP 50 Unit Boeing Tapi Kesepakatan Masih Menggantung