• Senin, 22 Desember 2025

Segera Dibuka, Program 1.000 Transmigran ke Jepang, Kerja Sektor Pertanian

Photo Author
- Jumat, 18 Juli 2025 | 15:30 WIB
Aktivitas sektor pertanian di Jepang. (Japan Gov)
Aktivitas sektor pertanian di Jepang. (Japan Gov)

KONTEKS.CO.ID - Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara tengah menyiapkan program pengiriman 1.000 transmigran ke Jepang untuk bekerja di sektor pertanian.

Program ini merupakan hasil kerja sama Kementerian Transmigrasi dengan Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) serta berbagai pihak terkait.

"Ini kabar baik bagi masyarakat. Saya juga terus berkoordinasi dengan Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, Abdul Kadir Karding," kata Suryanagara usai peluncuran Survei Penilaian Integritas KPK 2025 untuk Pengembangan Zona Integritas Kementerian Transmigrasi di Jakarta, baru-baru ini.

Ia menjelaskan, para transmigran akan mengikuti pelatihan intensif, termasuk bahasa Jepang, sebagai bagian dari program pemberdayaan sebelum diberangkatkan untuk kontrak kerja selama tiga tahun di Jepang.

Baca Juga: Viral Kabar Jepang Blacklist Pekerja Migran Indonesia Mulai 2026, KBRI Tokyo Beberkan Fakta Mengejutkan!

Kementerian Transmigrasi juga sudah berkomunikasi dengan Kedutaan Besar Jepang untuk memastikan kesiapan penempatan transmigran sesuai kebutuhan dan regulasi ketenagakerjaan negara tujuan.

Pemerintah menargetkan program ini mulai berjalan tahun ini, dengan anggaran yang telah disiapkan.

Pelatihan akan dipusatkan di empat balai latihan milik Kementerian Transmigrasi.

"Target awal yang terlihat sekitar 1.000 orang. Kami akan sesuaikan dengan kapasitas masing-masing balai. Jika bisa lebih, akan kami sampaikan," ujar Suryanagara.

Baca Juga: Jepang Pecahkan Rekor Kecepatan Internet dengan 1,02 Petabit per Detik, Kedipan Mata pun Kalah!

Pengiriman direncakan berlangsung serentak dengan fokus di sektor pertanian yang dinilai menjanjikan dan mampu menghasilkan penghasilan sekitar Rp20 juta per bulan.

Menurut Suryanagara, jika investasi pelatihan untuk seribu transmigran mencapai Rp150 miliar, potensi devisa yang dihasilkan bisa mencapai Rp1,5 triliun, atau 10 kali lipat dari nilai awal investasi.

"Kami berharap para transmigran tidak hanya mendapatkan penghasilan lebih baik, tetapi juga membawa pulang pengetahuan dan teknologi ke daerah transmigrasi," jelasnya.

Ia menegaskan bahwa kemandirian bukan hanya soal pangan, tetapi juga soal mencetak sumber daya manusia unggul yang mampu bersaing secara global dan membawa manfaat bagi kawasan transmigrasi Indonesia.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ari DP

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X