Kopasgat memanfaatkan pengalamannya dalam freefall tempur dan mengembangkannya menjadi kemampuan baru—yang tak hanya impresif secara visual, tapi juga menjawab tantangan perang modern yang mengutamakan kecepatan dan kerahasiaan.
Langkah Panjang Menuju Wingsuit Combat Unit
Pembentukan unit wingsuit ini bukan hasil sulap semalam.
Proses latihan yang dilalui prajurit terbilang ekstrem—berlapis sertifikasi, fisik, dan teknis—karena satu kesalahan di udara bisa berujung fatal.
Saat ini, setidaknya 10 prajurit Kopasgat telah memiliki kualifikasi sebagai wingsuit flyer, seluruhnya juga merupakan instruktur terjun bebas aktif dengan jam terbang tinggi.
Setiap wingsuit yang mereka gunakan dirancang khusus: bahan ringan, aerodinamis, dan mampu mendukung kecepatan tinggi sekaligus menjaga kestabilan saat terjun bebas.
Mereka dipersiapkan untuk berbagai level misi, dari intermediate hingga advance, tergantung karakter medan dan risiko operasi.
Bukan Gimik, Ini Modernisasi Militer
Langkah Kopasgat ini bukan sekadar mengejar rekor atau tampil beda.
Ini bagian dari peta jalan modernisasi militer Indonesia.
Dalam dunia yang makin tak terduga, kemampuan seperti wingsuit menjadi pembeda.
Baca Juga: PN Solo Putuskan Gugatan Ijazah Jokowi Gugur, Ini Tiga Poin Putusan Majelis Hakim
Negara lain mungkin sudah mulai eksperimen, tapi Kopasgat jadi pionir pertama yang benar-benar berhasil membentuk unit operasional berbasis wingsuit.
Lebih dari itu, ini sinyal kuat bahwa TNI AU serius dalam menjawab tuntutan zaman.
Ancaman modern tak bisa selalu dihadapi dengan pendekatan konvensional.
Artikel Terkait
Sekarang Beli Tiket Kereta Api Bisa Hingga 10 Menit Sebelum Berangkat
KNKT Kerahkan ROV Cari Bangkai KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali
Riza Chalid di Singapura, Kejagung Bakal Jemput Paksa Si Raja Minyak yang Diduga Rugikan Negara Rp285 T
Penangkapan Kepala Satuan Reserse Narkoba Polres Nunukan, Listyo Sigit: Proses, Pecat, Pidanakan
Kejagung Geledah Kantor GoTo Terkait Korupsi Laptop Chromebook, Sita Dokumen dan Flash Disk