• Minggu, 21 Desember 2025

Peneliti Indonesia Ungkap Fakta Baru Dugong: Sapi Laut Lucu Penyimpan Karbon Biru Laut Nusantara

Photo Author
- Minggu, 29 Juni 2025 | 05:00 WIB
Dugong yang dikenal sebagai duyung berasal dari perairan hangat di Samudera Hindia dan Pasifik Barat. Mamalia laut berperan menyimpan karbon biru di laut. (WWF)
Dugong yang dikenal sebagai duyung berasal dari perairan hangat di Samudera Hindia dan Pasifik Barat. Mamalia laut berperan menyimpan karbon biru di laut. (WWF)

KONTEKS.CO.ID - Fakta terduga terkait dugong alias si sapi laut yang lucu dan menggemaskan berhasil diungkap peneliti Indonesia.

Ternyata dugong memiliki peran penting dalam menyimpan karbon di laut. Fakta sains itu terungkap saat penyelenggaraan Oceanography Biweekly Meeting (OBM) yang diadakan online oleh Pusat Riset Oseanografi (PRO) BRIN, awal pekan ini. 

Peneliti PRO BRIN, Sekar Mira, mengungkap bagaimana mamalia laut ini berperan serta menjaga keseimbangan iklim lewat interaksinya dengan padang lamun yang menjadi rumah sekaligus makanan utamanya. 

Baca Juga: Besok Ada BTN Jakarta International Marathon 2025, Dishub DKI Tutup 32 Ruas Jalan Mulai Pukul 03.30 WIB

Sekar Mira mengurai beberapa aspek penting dalam siklus karbon pada dugong. Perilaku makannya ternyata memengaruhi cadangan dan aliran karbon di ekosistem pesisir, khususnya padang lamun. 

“Selama ini, kita tahu bahwa lamun menyimpan karbon biru. Sedangkan spesies ini satu-satunya jenis mamalia laut yang benar-benar cuma mengandalkan vegetasi atau seagrass sebagai makanan utama,” ungkap Mira, melansir Minggu 29 Juni 2025. 

Dari situ, ia mencermati, apakah spesies ini menghabiskan stok karbon saja atau dia memiliki peran lain juga dalam siklus karbon biru tersebut.

Baca Juga: Jadwal Turnamen Bulu Tangkis Sepanjang Juli 2025, dari Canada Open, Japan Open, hingga Asia Junior di Solo

Mira menjelaskan, karbon biru adalah karbon yang tersimpan di ekosistem pesisir dan laut, semisal mangrove, padang lamun, dan rawa pasang surut. 

Selama ini kajian tentang karbon biru lebih banyak berfokus pada vegetasi laut. Namun, ia berhasil menunjukkan bahwa aktivitas herbivori dugong -termasuk asupan makanan, ekskresi, hingga interaksinya dengan lamun- juga berkontribusi atas siklus karbon di wilayah pesisir.

Penelitian ini mengangkat pendekatan komprehensif untuk memahami bagaimana mamalia laut herbivora tersebut turut memengaruhi dinamika penyimpanan karbon di laut. 

Baca Juga: Daniel Marthin Dijenguk Rekan-rekannya di Pelatnas, Pasangan Ganda Putranya Shohibul Fikri Beri Pesan Khusus

Temuan awal memperlihatkan bahwa dugong tidak hanya menjadi indikator kesehatan padang, tapi juga agen ekologis yang berperan dalam dinamika karbon di laut. 

Jejak makan dugong turut memengaruhi laju pertumbuhan lamun dan mempercepat proses siklus biomassa ke dalam sedimen. Ini berpotensi meningkatkan penyimpanan karbon jangka panjang. 

"Peran dugong dalam ekosistem laut tidak hanya sebagai pemakan lamun, tapi juga sebagai penggerak proses ekologi yang lebih luas, termasuk dalam mitigasi perubahan iklim," papar Mira.

Baca Juga: 5 Manfaat Olahraga Bulu Tangkis Bagi Kesehatan Anda, Salah Satunya Memperpanjang Umur

Penelitian ini menunjukkan bahwa interaksi dugong dengan lamun berpotensi meningkatkan proses dekomposisi dan penyerapan karbon di sedimen, yang menjadikannya bagian dari solusi ekosistem terhadap perubahan iklim. 

Bukan cuma itu, diskusi lanjutan dalam forum juga menyoroti potensi penggunaan DNA lingkungan. Tujuannya adalah mengestimasi populasi dugong serta integrasi studi genetika dalam rencana aksi nasional perlindungan spesies tersebut.

Kesimpulannya, ungkap dia, penelitian ini menunjukkan bahwa dugong bukan hanya bagian dari keanekaragaman hayati laut. Tapi juga berperan penting dalam stabilitas iklim melalui ekosistem pesisir. 

Karena itu, ia berharap agar penelitiannya tersebut dapat mendukung perumusan kebijakan konservasi berbasis sains. Sekaligus memperkuat integrasi karbon biru dalam agenda mitigasi perubahan iklim nasional. ***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Iqbal Marsya

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X