Profil dan Biodata Yaqut Cholil Qoumas, Deretan Kontroversi hingga Terseret Dugaan Korupsi Kuota Haji

KONTEKS.CO.ID - KPK tengah menyelidiki kasus dugaan korupsi kuota haji pada masa Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. Berikut ini profil dan biodata Yaqut Cholil Qoumas hingga deretan kontroversi yang mengiringi kariernya.

Kasus korupsi ini berkaitan dengan penentuan kuota jamaah pada penyelenggaraan haji 2024.

Pengamat pelayanan ibadah haji dan umrah, Ade Marfuddin, mendorong KPK segera memeriksa eks Menteri Agama Gus Yaqut Cholil Quomas alias Gus Yaqut dalam penyelidikan dugaan korupsi kuota haji khusus.

Kementerian Agama, di bawah kepemimpinannya, membagi kuota tambahan secara tidak transparan dan menimbulkan dugaan praktik manipulasi administratif.

Baca Juga: Fariz RM Keberatan Didakwa Penjara Seumur Hidup: Sabu Kurang 1 Gram, Masak Dituduh Pengedar?

Ade meyakini adanya keterlibatan Gus Yaqut berdasarkan hasil Pansus Haji tahun 2024.

“Namanya kasus hukum itu tidak bisa disurut. Kalau misalnya orang yang menjabat 2-3 tahun yang lalu pun, kalau terindikasi ada penyelewengan, apalagi dana haji, harus diproses,” kata Ade dalam keterangannya pada Rabu, 25 Juni 2025.

"Apalagi ini kan hasil-hasil pansus. Pansus, salah satu rekomendasi, mereka menyerahkan ke lembaga hukum yang punya kompetensi di bidang itu untuk menindaklanjuti temuan Pansus," katanya.

Baca Juga: Jam Tayang dan Spoiler Squid Game 3 Tayang 27 Juni: Jangan Berharap Happy Ending

Deretan Kontroversi Gus Yaqut Cholil Qoumas

Selain terseret dugaan korupsi kuoata haji 2024, mantan Menteri Agama RI ini tak henti memantik kontroversi.

Mulai dari ucapan yang dianggap melecehkan azan, sikap lunaknya terhadap kelompok Syiah dan Ahmadiyah. Namun sejak awal masa jabatannya, ia sudah menuai kontroversi dan dianggap tidak sensitif terhadap isu-isu keumatan.

Ucapan Soal Azan dan Gonggongan Anjing

Pernyataan Yaqut pada awal 2022 menjadi salah satu blunder terbesarnya. Saat menjelaskan soal aturan penggunaan pengeras suara masjid, ia secara terang-terangan membandingkan kebisingan suara azan dengan suara gonggongan anjing.

Pernyataan ini langsung memicu amarah publik karena dinilai sangat melecehkan simbol ibadah umat Islam.

Meski sempat mengeluarkan klarifikasi, banyak pihak menganggap dirinya tidak tulus, melainkan hanya upaya meredam tekanan politik.