Mantan Kepala Inspekrur Tambang Ditjen Minerba KESDM itu menjelaskan, tambang nikel bisa merusak terumbu karang di Raja Ampat.
Baca Juga: Dirut KAI Logistik dan Komisaris PT SLS Akan Dipanggil Kejagung Terkait Penyimpangan Aset Negara
Seluruh tambang nikel di Indonesia, kata dia, ditambang dengan metode Open Pit.
"Kemudian curah hujan (Rain Gauge) di Indonesia relatif tinggi, tidak seperti di Australia atau Amerika Selatan. Jenis tanah penutup (over burden) dari Nikel itu adalah tanah liat laterit yang mudah menjadi lumpur ketika hujan,” jelasnya.
Kemudian, lanjut Mangantar, sungai-sungai kecil dan pesisir pantai mudah menjadi keruh oleh lumpur tanah laterit tersebut.
Akibatnya, Total Suspended Solid (TSS) particel menjadi tinggi.
"Hal ini menyebabkan berbagai biota laut pesisir akan mati karena kekurangan sinar matahari karena air keruh, termasuk terumbu karang,” jelas Mangantar.***
Artikel Terkait
4 Hidden Gem Tersembunyi di Raja Ampat yang Bikin Kamu Nggak Mau Pulang, Wajib Masuk Bucket List
Menteri LH: Tambang Nikel di Raja Ampat Penuhi Kaidah Lingkungan, Pencemaran Lingkungan Tak Terlalu Serius
Menteri LH Sebut akan Tinjau Ulang Persetujuan Lingkungan PT GAG Nikel di Raja Ampat
Golkar: Protes ke Bahlil Soal Tambang Nikel di Raja Ampat Salah Sasaran, Serangan Balik Pihak yang Dirugikan
KLH Sebut Telah Segel Tambang Nikel di Pulau Manuran Raja Ampat