P2G juga mengingatkan bahwa kebijakan serupa pernah diuji coba di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 2023, namun akhirnya dibatalkan setelah melewati evaluasi komprehensif dan menampung masukan berbagai pihak.
“Kita harus belajar dari NTT, jangan sampai kebijakan pendidikan coba-coba dan akhirnya kembali seperti sedia kala. Sebaiknya hati-hati dan kaji dulu,” ungkap Iman.
Dampak dari kebijakan masuk sekolah lebih pagi, menurut Imam, tidak hanya dirasakan oleh siswa, tetapi juga oleh guru dan orang tua. Mulai dari sulitnya akses transportasi di pagi buta, risiko keamanan, hingga beban tambahan dalam menyiapkan sarapan dan bekal anak.
“Guru dan siswa yang rumahnya jauh harus bangun lebih pagi lagi. Malah sarapan pada jam sahur. Ini tentu saja sangat tidak berkeadilan,” ujar Iman.***
Artikel Terkait
Rumah Dikirim Ular Kobra Dua Kali, Dedi Mulyadi Gemas: Candanya Berlebihan, Nanti Apes Loh
Longsor Tambang Gunung Kuda, Gubernur Dedi Mulyadi Bicara Tanggung Jawab Pengelola
Korban Longsor Tambang Cirebon 17 Orang, Dedi Mulyadi Cabut Izin: Saya Sudah Bawel Sejak 2021
Geram Gara-Gara Longsor Tambang Cirebon, Dedi Mulyadi Senggol Perhutani: Disewakan ke 3 Yayasan
Pekerja Protes Izin Tambang Gunung Kuda Dicabut, Dedi Mulyadi: Orang Lain Nangis Kehilangan Nyawa