KONTEKS.CO.ID - Banyaknya belanja iklan pemerintah buat medsos dan konten kreator menuai kritik dari Dewan Pers.
Pengamat komunikasi pun tidak ketinggalan untuk bersuara.
Sebab, banyaknya belanja iklan pemerintah buat medsos dan konten kreator membuat dunia jurnalistik jadi meredup.
Satu di antaranya mulai marak PHK yang menimpa jurnalis dari berbagai media, bahkan kelas nasional.
Wisnu Prasetya Utomo, dosen Ilmu Komunikasi UGM, menilai perubahan arah belanja iklan terjadi karena platform seperti YouTube dan Google mampu langsung menjangkau audiens, tanpa perantara media tradisional.
“Mereka memotong jalur distribusi informasi yang selama ini dikuasai media,” kata Wisnu.
“Akibatnya arus iklan pindah secara drastis,” Wisnu menambahkan.
Ia menekankan media tidak bisa bertahan hanya dengan cara lama.
Dukungan regulasi dari pemerintah diperlukan agar distribusi iklan lebih adil.
Selain itu, media juga harus mulai mencari sumber pendanaan alternatif, seperti skema langganan atau hibah.
Hal itu agar tidak sepenuhnya tergantung pada iklan komersial.***
Artikel Terkait
Terjadi di Jepara, Predator Anak Mangsa 31 Bocah di Bawah Umur Bermodalkan Medsos Telegram
Dewan Pers Sentil Belanja Iklan Pemerintah Lebih Banyak buat Konten Kreator dan Medsos