• Senin, 22 Desember 2025

Ahok Blak-blakan Tolak Tawaran Jokowi jadi Dirut Pertamina dan Lebih Pilih jadi Komut, Ini Alasannya!

Photo Author
- Rabu, 5 Maret 2025 | 19:48 WIB
Mantan Komisaris Utama Pertamina, Ahok bersama Jokowi (foto: instagram.com/basukibtp)
Mantan Komisaris Utama Pertamina, Ahok bersama Jokowi (foto: instagram.com/basukibtp)

KONTEKS.CO.ID - Mantan Komisaris Utama PT Pertamina (Persero), Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, akhirnya buka suara mengenai posisinya di perusahaan BUMN migas tersebut.

Dalam berbagai kesempatan, Ahok mengungkap bahwa dirinya sempat ditawari posisi Direktur Utama Pertamina, namun ia lebih memilih tetap sebagai Komisaris Utama.

Dalam keterangannya kepada media 3 Maret 2025, Ahok menjelaskan bahwa dirinya tidak bertemu dengan Presiden Joko Widodo dari akhir 2022 hingga Juni 2023.

Baca Juga: Libur Sekolah Lebaran 2025 Jadi 28 Hari, Ini Tanggal Lengkapnya

Namun, saat akhirnya dipanggil, ia mengaku ditawari untuk menjadi Direktur Utama Pertamina.

"Pas diterima ketemu, ditawarin jadi Dirut. Saya mau kan saat itu," ungkap Ahok.

Meski demikian, ia mengaku tidak ada tindak lanjut dari tawaran tersebut.

Hingga menjelang Pemilu 2024, ia kembali bertemu dengan Presiden Jokowi dan menyatakan lebih nyaman tetap menjadi Komisaris Utama.

"Beliau (Jokowi) panggil saya, kali ini suruh saya jadi Dirut Pertamina. Saya bilang, 'Kenapa baru sekarang? Kan udah untung. Saya jadi Komut juga happy kok selama Dirut-nya mau nurut sama saya'. Kan dari rugi terus bisa untung empat tahun terakhir, spesialis sayalah kalau pretelin detail gitu," ungkap Ahok.

Baca Juga: Liem Swie King: 'Sang Raja' yang Mempopulerkan Teknik Jump Smash di Era 70-80an

Dalam wawancaranya dengan Najwa Shihab di Narasi TV, 4 Juli 2024, Ahok juga mengungkap alasan lainnya menolak jabatan Dirut Pertamina, yaitu faktor waktu dan keseimbangan hidup.

"Kalau jadi Dirut duitnya banyak, mungkin 25 sama 100 persen (perbandingannya)," jelasnya.

Menurutnya, gaji Dirut Pertamina bisa mencapai Rp 500 juta per bulan, atau tiga kali lipat lebih besar dibandingkan gaji Komut, yang berada di kisaran Rp 180 juta per bulan.

Meski nominalnya besar, Ahok lebih memilih tetap sebagai Komut karena merasa lebih nyaman.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Lopi Kasim

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X