lifestyle

PRJ Kembali Digelar, Dulu Bermula dari Perayaan Ratu Belanda hingga Kontes Ratu Waria

Minggu, 29 Juni 2025 | 16:30 WIB
Jakarta Fair 2025 (Tangkapan layar akun Youtube Yuniar Paramita)

KONTEKS.CO.ID - Perayaan ulang tahun Jakarta kembali dimeriahkan dengan digelarnya Pekan Raya Jakarta (PRJ) di JIExpo Kemayoran.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, festival ini menjadi ajang pameran besar yang memadukan unsur kesenian, kuliner, hingga otomotif.

Namun tak banyak yang tahu, ajang yang kini menjadi simbol pesta rakyat Jakarta ini memiliki jejak sejarah panjang, bahkan sempat menjadi ajang pemilihan ratu waria pada masa awal penyelenggaraannya.

Baca Juga: Jeff Bezos Jual Saham Amazon Rp87,3 Triliun, Biaya Nikah dengan Lauren Sanchez Rp800 M

Sejarah PRJ dapat ditelusuri hingga era kolonial Belanda melalui acara Pasar Gambir, yang pertama kali digelar pada tahun 1906 untuk memperingati penobatan Ratu Wilhelmina.

Acara tersebut digelar setiap Agustus di kawasan Koningsplein kini Monumen Nasional (Monas) dengan beragam pertunjukan.

Mulai dari bioskop, musik, bela diri, hingga pameran arsitektur yang tiap tahun berganti tema, dari gaya Jepang hingga Minangkabau.

Baca Juga: Pesawat Batik Air Mendarat Miring di Soetta, Batik Air: Tak Ada Pelanggaran Prosedur

Pasar Gambir berlangsung rutin hingga akhirnya terhenti pada tahun 1942 saat Jepang menjajah Indonesia.

Barulah pada tahun 1968, Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin menggagas kelahiran kembali Pasar Gambir dalam bentuk yang lebih modern dengan nama Jakarta Fair.

Acara ini diselenggarakan di kawasan Monas dengan konsep yang mirip dengan pameran berskala internasional seperti Hamburg Fair dan Leipzig Fair.

Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini Rp1,9 Juta Per Gram, Termurah 0,5 Gram Rp992 Ribu, Yuk Diborong!

Yang menarik, pada perhelatan pertamanya, Jakarta Fair turut menghadirkan kontes ratu waria. Gagasan tersebut dicetuskan langsung oleh Ali Sadikin sebagai bentuk kepedulian terhadap nasib kaum waria di ibu kota.

Dalam buku Kami Bukan Lelaki (1986) karya Kemala Atmojo dan otobiografi Bang Ali (1992), diceritakan bahwa kontes ini diikuti 151 peserta dan berhasil menarik perhatian lebih dari 1,4 juta pengunjung.

Halaman:

Tags

Terkini