Setelah dikumpulkan, kerikil disaring dan dibersihkan menggunakan semprotan air untuk menghilangkan kotoran.
Selanjutnya, kerikil yang telah dibersihkan dipindahkan ke kendaraan penyimpanan dan disimpan hingga musim haji berikutnya.
Proses ini menunjukkan betapa terorganisir dan efisiennya pengelolaan fasilitas ibadah di Tanah Suci.
Kidana Development Company juga menyediakan banyak kantong berisi kerikil yang dibagikan kepada jemaah.
Sekitar 300 titik pengambilan tersedia di Muzdalifah. Sementara itu, Jembatan Jamarat di Mina dirancang secara khusus untuk memfasilitasi jutaan jemaah yang melakukan ritual ini dengan aman.
Baca Juga: Tanggal Rilis dan Trailer Jurassic World Evolution 3 Bocor, Ungkap Ada Bayi Dinosaurus
Makna Lempar Jumrah
Lebih dari sekadar melempar batu, lempar jumrah adalah simbol spiritual yang dalam.
Ritual ini melambangkan perlawanan terhadap godaan setan, sebagaimana Nabi Ibrahim melempar setan yang mencoba menggoyahkan imannya.
Oleh sebab itu, banyak ulama sepakat bahwa lempar jumrah termasuk kewajiban haji, meskipun bukan rukun.
Jemaah yang tidak melakukannya wajib membayar dam (denda), tetapi ibadah hajinya tetap sah.
Di balik ritual yang tampak sederhana ini, ada proses pengelolaan logistik yang luar biasa.
Lempar jumrah tak hanya menjadi simbol keteguhan iman, tetapi juga contoh bagaimana modernisasi mendukung pelaksanaan ibadah secara tertib dan aman.***