KONTEKS.CO.ID - Di tengah gemerlap panggung kompetisi World Brewers Cup 2025 yang digelar di Jakarta, sebuah nama mencuri perhatian: Peng Jinyang.
Barista asal Guiyang, China, ini berhasil meraih gelar juara dunia dalam ajang bergengsi tersebut, mengalahkan 50 peserta dari berbagai negara.
Prestasi ini bukan hanya kemenangan pribadi, tetapi juga simbol kebangkitan budaya kopi di kota yang sebelumnya tidak dikenal sebagai pusat kopi dunia.
Perjalanan Menuju Puncak
Peng Jinyang adalah pendiri Captain George Coffee, sebuah merek kopi spesialti yang berbasis di Guiyang.
Meski kota itu tidak memiliki perkebunan kopi, semangat dan dedikasi Peng membawa Guiyang ke peta dunia kopi.
Dengan lebih dari 3.000 kedai kopi, Guiyang telah berkembang menjadi pusat budaya kopi yang dinamis di China.
Peng dan timnya mempersiapkan diri selama enam bulan untuk kompetisi ini, fokus pada tema "Suhu dalam Kopi".
Situasi itu menekankan pentingnya kontrol suhu dalam setiap tahap penyeduhan kopi.
Baca Juga: Mantap Nih Kopi Kamu, Coffee Shop Pertama di Jakarta, Baristanya Penyandang Down Syndrome
Inovasi dalam Penyeduhan
Dalam presentasinya, Peng menyoroti bagaimana suhu memengaruhi rasa kopi.
Ia menunjukkan suhu air yang digunakan dalam penyeduhan dapat berbeda dengan suhu yang sebenarnya mengenai kopi.
Dengan menggunakan alat pengukur suhu inframerah, Peng mendemonstrasikan perbedaan suhu antara air yang dipanaskan dan suhu saat air tersebut menyentuh kopi.
Ia juga menggunakan teknik penyeduhan bertahap dengan suhu berbeda untuk mengekstrak profil rasa yang kompleks dari biji kopi Geisha yang ditanam di Panama.
Sentuhan Manusia dalam Secangkir Kopi
Bagi Peng, kopi bukan sekadar minuman, tetapi medium untuk menceritakan kisah.