kontekstory

Misteri Kematian Tragis Ditje Budiarsih, Peragawati Cantik Keturunan Bangsawan yang Tak Pernah Terungkap

Jumat, 4 Agustus 2023 | 08:00 WIB
Ditje Budiarsih, peragawati cantik yang kematiannya masih misteri (Dok Majalah Flamboyan)

Baca Juga: Sejarah Piala Eropa atau Euro: Diawali Mimpi Henri Delaunay, Sudah Tiga Kali Ganti Nama

Namun, Pak De tidak pernah secara eksplisit menyebut nama salah seorang dari kekasih Ditje itu menjadi pelaku pembunuhan.

Ajukan PK dan Gagal

Setelah bebas, Pak De mengajukan Peninjauan Kembali (PK) terkait tuduhan kasus yang melibatkan namanya.

Melalui pengacaranya Andar Situmorang, Pak De mengajukan bukti baru atau novum. Salah satunya adalah pernyataan dari ahli forensik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo,  dr Mun'im Idris, yang melakukan autopsi jenazah Ditje.

Baca Juga: Kisah Nyai Gundik Meneer Belanda, Disayang dan Terbuang

Tembakan ke tubuh Ditje berasal dari dua jenis peluru yakni kaliber 22 SNW ukuran 6 mm dan kaliber 38 SNW ukuran 9 mm.

Melansir majalah Gamma edisi 10 Januari 2001, Mun'im meyakini terbunuhnya Ditje dengan lima lubang luka tembak bukan dilakukan oleh satu orang.

Namun dalam sidang PK di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pimpinan Hakim Bachtiar, Jaksa Penuntut Umum Agnes Triani menepis argumentasi pengacara Pak De dalam memori PK.

Baca Juga: Tan Malaka Ahli Penyamaran: 22 Tahun dalam Pelarian, 23 Nama Samaran

Menurut JPU, tak ada novum dalam memori PK Pak De. Menurut JPU, keterangan Mun'im merupakan dugaan atau tafsiran dari seorang dokter forensik yang seharusnya hanya berwenang menerangkan sebab-sebab kematian korban.

Sejak Orde Baru hingga saat ini, kasus pembunuhan Ditje tetap menjadi misteri.

Konon polisi di era kekuasaan Presiden ke-2 Soeharto sengaja tak mengungkap pembunuhan sadis ini. Musababnya, ada dugaan keterlibatan mantan petinggi militer dan keluarga elite penguasa.

Baca Juga: Gaya Bisnis Starbucks, Praktik Bank Berkedok Gerai Kopi yang Menakutkan Industri Perbankan Dunia

Namun, dugaan itu langsung mendapat bantahan. Majalah Tempo edisi 13 Desember 1989 menulis, Kapolda Metro Jaya menegaskan Pak De tidak pernah menjadi kambing hitam pembunuhan Ditje.***

Halaman:

Tags

Terkini