kontekstory

Cerita Tentang Werner Verrips, Agen CIA Perampok Javasche Bank Surabaya yang Tewas Misterius

Rabu, 2 Agustus 2023 | 08:00 WIB
Kantor Javasche Bank Cabang Surabaya pada 1910-1950. Perampokan Javasche Bank Surabaya terjadi pada pada 20 Desember 1950 dan didalangi agen CIA Werner Verrips. Foto: Tropenmuseum

Jenderal S Parman Kenal Verrips

Pada 18 Oktober 1964, Oltmans bertemu S Parman di Suite Room nomor 1040 Hotel Hilton, New York. "Pada akhirnya perbincangan kami menyinggung orang CIA bernama Werner Verrips," sebut Oltmans dalam bukunya "Memories: 1964-1965" dan buku "De Verraders (Para Pengkhianat)" terbitan 1968.

Dalam pertemuan itu, Parman mengakui sudah kenal dengan Verrips sejak si agen CIA itu tinggal di Indonesia. Namun Parman memastikan kepada Oltmans yang saat itu jurnalis koran De Telegraaf bahwa Verrips membual ketika dia mengaku sebagai teman KSAD saat itu, Letjen Ahmad Yani.

Menurut Oltmans, Parman bantuannya untuk dapat bertemu dengan Verrips. Memakai telepon Hotel, Oltmans menelpon rumah Verrips di Utrecht, Belanda. Istri Verrips memberikan nomor telepon tempat suaminya berada.

Baca Juga: Kisah Gusti Nurul, Kembang Mangkunegara Pujaan Tentara, Sultan, Hingga Perdana Menteri dan Presiden

Parman dan Verrips mengobrol lewat telepon dan merencanakan bertemu di Belanda atau di London.

Tetapi beberapa hari kemudian, di tengah malam buta, telepon di apartemen Oltmans di Long Island, New York, berdering. Penelepon, adalah Werner Verrips. Dengan nada ketakutan si agen CIA ini mengatakan bahwa ada yang mengejar dan akan membunuhnya.

-
Werner Verrips, agen CIA perampok Javasche Bank Cabang Surabaya, tewas dalam kecelakaan mobil pada 4 Desember 1964. Foto: Nationaalarchief.nl-dbni.org

Dua Kematian, Saling Berkaitan?

Enam minggu kemudian, tepatnya pada 4 Desember 1964, sebuah mobil sport Mercedes Benz warna putih rusak berat setelah mengalami kecelakaan di Jalan Raya Sassenheim, Zuid Holland, Belanda.

Baca Juga: Nestapa The Sin Nio, Mulan Versi Indonesia yang Jadi Gelandangan di Akhir Hidupnya

Polisi yang datang ke lokasi melaporkan bahwa mobil mewah itu terbalik dan ringsek parah. Pengemudinya, Werner Verrips, tewas di tempat dengan luka parah dan kondisi mengenaskan.

"Saya baru tahu bertahun-tahun kemudian bahwa cara melenyapkan agen yang tidak disukai dengan kecelakaan mobil merupakan hal yang biasa dilakukan dalam dinas rahasia," ujar Oltmans.

Setahun kemudian, jurnalis kawakan ini lebih terkejut lagi ketika mendengar kabar Mayor Jenderal S Parman, temannya itu, terbunuh dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965.

Baca Juga: Tokoh PKI Nyoto dan Misteri Hilangnya Orang Kuat Ketiga di PKI

Hingga akhir hayatnya pada 30 September 2004, Oltmans tidak memiliki bukti jelas bahwa kematian Verrips dan S Parman saling berkaitan.***

Halaman:

Tags

Terkini