kabar-baik

Jawara Kompetisi AI Samsung, Tim Solyd Ias Universitas Brawijaya Sukses Bangun Alat Pendeteksi Serangan Jantung

Minggu, 24 November 2024 | 22:36 WIB
Tim Solyd Ias dari Universitas Brawijaya berhasil menjuarai Samsung Solve for Tomorrow (SFT) 2024 dengan membangun alat pendeteksi penyakit serangan jantung. Foto: ist

KONTEKS.CO.ID - Tim Solyd Ias Universitas Brawijaya berhasil meraih gelar juara dalam kompetisi Solve for Tomorrow (SFT) 2024.

Pada kompetisi yang Samsung adakan itu, Tim Solyd Ias Universitas Brawijaya membangun inovasi Portable Kit-Dimmer Level Detector. Inovasi yang bertujuan mendeteksi Sudden Cardiac Death (SDC).

Tim ini terdiri dari lima mahasiswa Unbraw. Mereka merancang metode dan perancangan perangkat guna pendeteksian kadar D-Dimer. Perangkatnya berupa Portable KIT D-Dimer Level Detector berwujud strip rapid test.

Baca Juga: Mobil Bertenaga Hidrogen Antar Mahasiswa ITS Juara di Jerman

Untuk Anda ketahui, D-Dimer adalah degenerasi fibrin untuk mengetahui abnormalitas pembentukan pembekuan darah. Ini juga untuk menilai adanya pemecahan bekuan tersebut.

Perangkat ini Tim Solyd Ias bangun berdasarkan sejumlah studi terkait prevalensi kematian karena beragam penyakit penyakit jantung alias kardiovaskular.

Studi menguraikan bahwa kadar D-Dimer tinggi sebagai salah satu faktor risiko penyakit jantung yang wajib terwaspadai.

Baca Juga: Bikin Bangga, Mahasiswa ISWI Fashion Academy akan Terlibat di Ajang Thailand Fashion Week Spring-Summer 2023

Tim Solyd Ias Universitas Brawijaya Jelaskan Cara Kerja Portable Kit-Dimmer Level Detector

Mereka menjelaskan, pengembangan perangkat juga merujuk proses pemeriksaan kadar D-Dimer di Indonesia yang tergolong rumit. Pemeriksaannya hanya dapat pasien laukan di RS, klinik, dan lab dengan bantuan tenaga medis.

Lima mahasiswa Unbraw mengutarakan, sampel yang sekarang biasanya tergunakan hanya plasma darah. Imbasnya, pengambilan tes wajib dengan proses pengambilan darah pasien. Proses ini jelas membutuhkan tahapan pengetesan yang panjang.

Baca Juga: Pelajar Indonesia Rajai Misi Penjelajahan Luar Angkasa Virtual Space Teams: Mission Oz

Sementara Portable KIT D-Dimer Level Detector menggunakan metode Elisa KIR dan lateral flow immunosorbent assay. Metode itu guna menganalisa kadar D-Dimer dengan saliva serta urin.

Guna mempermudah serta mempercepat proses deteksi kadar D-Dimer, mereka menambahkan silk fibroin untuk memperpanjang daya simpan strip. Dengan begitu bisa tersimpan pada suhu ruang.

Menurut Tim Solyd Ias, perangkat mereka kembangkan dengan menganalisa 11.000 sampel dari 40 pasien. Sementara tingkat akurasinya 94,7%.

Baca Juga: Karla Bionics ITB Tumbangkan Amerika Serikat, Startup RI Juara CYBATHLON Challenges 2023

Portable KIT D-Dimer Level Detector juga terintegrasikan dengan aplikasi D-App sebagai medium untuk menginterpretasikan citra warna yang muncul pada perangkat.

Aplikasi ini terancang merujuk teknologi Deep Learning dengan metode Convolutional Neural Network (CNN).

Dengan demikian, alat semakin mudah, murah dan fleksibel untuk tergunakan di mana dan kapan saja.

Baca Juga: Juara Umum IRC, Robot Kapal Tim Barunastra ITS Singkirkan MIT Massachusetts

Cara kerjanya sederhana. Pengguna hanya perlu mengambil gambar dari hasil uji. Lalu melakukan pre-processing melalui AI.

Model yang paling cocok akan terintegrasikan di aplikasi, dan akurasinya akan teruji sehingga memunculkan hasil kadar yang dimiliki.

Aplikasi terlengkapi sejumlah fitur kesehatan lainnya. Seperti pencarian dokter dan klinik terdekat sampai tips-tips kesehatan. ***

Baca Juga: Hebat, Siswa-siswi SMK Ini Bangun Kandang Ayam Berteknologi IoT

Tags

Terkini