kabar-baik

Campuran Sagu dan Singkong Jadi Alternatif Pakan Unggas di Indonesia, Harga Ayam Lebih Terjangkau

Rabu, 24 September 2025 | 15:27 WIB
Manfaat gula singkong (Foto: Canva - Daniel Dan).

KONTEKS.CO.ID - Peneliti dari IPB menyatakan campuran sagu dan singkong terbukti menjadi alternatif yang layak menggantikan jagung dalam pakan unggas.

Tim peneliti menyebut, campuran ini dapat membantu menekan lonjakan biaya pakan yang selama setahun terakhir membebani industri perunggasan di Tanah Air.

Dalam uji coba laboratorium, ayam kampung yang diberi pakan campuran sagu dan singkong atau disebut analog jagung, mampu menunjukkan performa sama baiknya dengan ayam yang diberi pakan jagung konvensional.

Analog jagung ini dilaporkan memiliki nilai gizi serupa, tetapi dengan biaya yang lebih rendah.

Harga Jagung Terus Meroket

Dr Heri Ahmad Sukria, dosen Fakultas Peternakan IPB University sekaligus ketua proyek, menjelaskan sekitar 50% pakan unggas berasal dari jagung.

“Indonesia belum bisa memenuhi kebutuhan jagung nasional dari produksi dalam negeri, sementara impor juga belum diperbolehkan,” katanya.

Akibatnya, harga jagung terus naik, dengan harga minimal Rp5.500 (USD0,34) per kilogram.

Bahkan di luar musim panen, harga bisa menembus Rp7.000 (USD0,43) per kilogram di beberapa daerah, terutama wilayah terpencil atau kepulauan.

“Kondisi ini berdampak langsung pada mahalnya harga pakan ayam dan harga ayam di pasar,” ujarnya.

Berbeda dengan Amerika Serikat dan Eropa yang menggunakan beragam bahan sebagai sumber energi pakan, Indonesia masih sangat bergantung pada jagung.

Sumber Protein Alternatif Pakan Ayam

Menurut peneliti, Indonesia memiliki sekitar 5 juta hektare perkebunan sagu di wilayah Papua.

“Sagu dapat dipanen langsung dari pohon sagu, tetapi keseimbangan lingkungan di kawasan perkebunan sagu harus tetap diperhatikan. Potensi sagu sebagai sumber energi pengganti jagung sangat besar,” katanya.

Selain itu, peneliti juga mengembangkan varietas singkong baru yang efektif digunakan untuk pakan unggas.

“Supaya singkong ekonomis sebagai bahan pakan, produktivitasnya harus mencapai minimal 40 ton per hektare,” katanya.

Halaman:

Tags

Terkini