KONTEKS.CO.ID – Pemerintah telah meluncurkan program ambisius untuk mengimpor 1 juta sapi perah dalam lima tahun ke depan.
Adapun program itu akan menelan biaya hampir USD3 miliar atau sekitar Rp49,2 triliun.
Langkah ini ditujukan untuk meningkatkan produksi susu, sekaligus mendukung program susu gratis dan makan bergizi gratis atau MBG bagi 83 juta anak sekolah dan ibu hamil.
Baca Juga: Gen Z Nepal Beraksi, dari Demo Rusuh ke Aksi Bersih-Bersih Usai PM Oli Mundur
Fakta itu bisa dilihat dari kandang koperasi susu Laras Ati di Jawa Barat, misalnya.
Sebelumnya kandang di koperasi itu kosong, tetapi kini telah terisi lebih dari 200 ekor sapi perah bunting.
Sapi perah bunting itu jenis Holstein-Friesian yang didatangkan dari Australia.
Baca Juga: Stimulus Rp200 Triliun Belum Redakan Kekhawatiran Investor Asing di Indonesia
Program ini dipimpin Kementerian Pertanian dan menargetkan populasi sapi perah naik lebih dari empat kali lipat dari 220.000 ekor menjadi sekitar 1 juta ekor.
Namun perkembangannya masih lambat karena hingga akhir Juli, hanya 11.375 ekor sapi yang berhasil diimpor, semuanya dari Australia.
Angka itu jauh dari target 200 ribu ekor pada 2025.
Baca Juga: Thailand Jadi Incaran Investor saat Indonesia Dilanda Gejolak
“Bukan pemerintah yang akan mengalokasikan dana untuk impor sapi hidup," kata Wakil Menteri Pertanian Sudaryono, seperti dikutip dari Reuters.
"Ada permintaan signifikan terhadap daging dan susu, jadi kami membuka kesempatan bagi banyak investor."