KONTEKS.CO.ID - Bulan September kerap disebut sebagian pakar ekonomi dunia masa yang kurang bersahabat bagi pasar saham global. Istilah itu populer dengan nama 'September Effect'.
Bagi yang belum tahu, September Effect merupakan fenomena yang menunjukkan kinerja pasar cenderung melemah dibanding bulan yang lain.
Berdasarkan sejarah ekonomi global, selama hampir satu abad, rata-rata indeks saham di Amerika Serikat (AS) mengalami penurunan ketika memasuki September.
Baca Juga: Pemecatan Kompol Cosmas Harusnya Tak Bikin Pati Polri Aman
"September telah lama menjadi bulan dengan kinerja terburuk di pasar saham,” tulis Investopedia dalam laporannya menukil Jumat, 5 September 2025.
Namun, tren ini tidak terjadi setiap tahun. Ada saatnya bulan September justru mencatat kinerja positif.
Bahkan, ada kalanya menjadi bulan yang menguntungkan bagi investor.
Tak pelak, hal ini membuat September Effect lebih dipandang sebagai anomali statistik ketimbang kepastian di pasar global.
Data dari indeks S&P 500 mencatat, antara tahun 1928 hingga 2023 menunjukkan rata-rata penurunan pada September.
Namun demikian, melihat lebih rinci, median hasilnya justru menunjukkan angka positif dalam beberapa tahun terakhir sejak tahun 2025.
Baca Juga: Bikin Miniatur AI Viral Pakai Gemini AI, Ini Cara dan Prompt-nya
"Jika investor bertaruh melawan September selama 100 tahun terakhir, mereka memang untung. Namun, jika hanya melihat sejak 2014, hasilnya justru rugi,” lanjut laporan Investopedia.