KONTEKS.CO.ID - Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mengalami pelemahan signifikan pada perdagangan Senin 1 September 2025.
Di awal sesi, harga saham bank swasta terbesar di Indonesia itu turun 1,55 persen ke level Rp7.950, bahkan sempat bergerak di rentang Rp7.600–Rp7.975.
Pergerakan negatif BBCA terjadi seiring dengan koreksi tajam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang tertekan sekitar 3 persen.
Baca Juga: Terblokir? Ini Cara Jitu Reset PIN dan Password BCA ID dengan Mudah!
Aksi jual terjadi merata di sejumlah saham unggulan, dengan perbankan menjadi sektor paling disorot.
Volume transaksi BBCA tercatat cukup tinggi, mencerminkan besarnya aktivitas jual beli di tengah tekanan pasar.
Dengan penurunan harga tersebut, kapitalisasi pasar BBCA menyusut ke kisaran Rp973,6 triliun.
Baca Juga: DPR dan Danantara Tanggapi Polemik Ambil Alih 51 Persen Saham BCA
Data Bursa Efek Indonesia menunjukkan tekanan jual asing masih dominan terhadap saham bank berkapitalisasi jumbo ini.
Sepanjang akhir Agustus, investor asing mencatat net sell terbesar pada saham BBCA hingga Rp1,12 triliun.
Besarnya arus keluar dana asing itu memberi sinyal berkurangnya kepercayaan jangka pendek terhadap sektor perbankan besar.
Hal ini juga memperkuat tekanan psikologis di pasar, mengingat BBCA selama ini dianggap sebagai saham defensif dengan fundamental solid.
Analis menilai, koreksi yang terjadi bukan sekadar fenomena teknis, melainkan juga mencerminkan perubahan sentimen investor global.
Artikel Terkait
Prof Didik Nilai Narasi Ambil 51 Persen Saham BCA Rusak Sistem Perbankan
Rektor Paramadina: Kepercayaan Pasar Ambruk Jika Pemerintah Ambil Paksa Saham BCA
Ide Ambil Paksa 51 Persen Saham BCA Dinilai Anarki Politik
IHSG Berpeluang Rebound, Simak Deretan Saham yang Perlu Dilirik