Sentimen Global: Dari Konflik Ukraina hingga Kebijakan AS
Dari luar negeri, isu geopolitik masih menjadi sorotan.
Presiden AS Donald Trump berjanji akan membantu menjamin keamanan Ukraina sebagai bagian dari upaya penyelesaian konflik dengan Rusia.
Baca Juga: BYD Atto 1 Jadi Mobil Listrik Termurah di Indonesia Seharga LCGC
Trump bahkan disebut tengah mengatur pertemuan antara Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dan Presiden Rusia Vladimir Putin, membuka harapan adanya jalur diplomasi baru.
Selain itu, kebijakan tarif AS terhadap India juga menambah ketidakpastian pasar.
Rencana penerapan tarif sekunder 25 persen atas pembelian minyak Rusia oleh India yang berlaku efektif 27 Agustus, memunculkan kekhawatiran baru di kalangan investor global.
Tak hanya itu, pelaku pasar juga menanti hasil rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) serta pidato Ketua The Fed Jerome Powell di simposium Jackson Hole akhir pekan ini.
Baca Juga: Sebut Laporan Keliru, Roy Suryo Yakin Tak Bersalah dalam Kasus Tudingan Ijazah Palsu Jokowi
Keduanya diperkirakan bisa memberikan sinyal penting terkait arah kebijakan moneter AS ke depan.
Prospek Rupiah ke Depan
Dengan tumpukan faktor domestik dan global tersebut, tekanan terhadap rupiah masih cukup besar.
Namun, ruang fluktuasi juga terbuka mengingat pelemahan indeks dolar AS bisa memberi sedikit ruang napas bagi mata uang emerging market.
Ibrahim memproyeksikan, “Rupiah hari ini berpotensi tetap bergerak fluktuatif, tapi pada akhirnya cenderung ditutup melemah di kisaran Rp16.240–Rp16.300 per dolar AS.”***