KONTEKS.CO.ID - Bank Indonesia atau BI memperkenalkan Payment ID, sebuah sistem identitas transaksi keuangan terpusat.
Sistem itu menjadi bagian dari visi Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2030.
Inisiatif ini bertujuan mengintegrasikan seluruh data transaksi digital masyarakat ke dalam satu kode unik.
Dengan begitu bisa mempermudah identifikasi dan analisis keuangan secara nasional.
Baca Juga: Masih Uji Coba, BI Sebut Belum Akan Luncurkan Payment ID Bulan Ini
Payment ID dirancang sebagai kode unik sembilan karakter yang terdiri dari kombinasi huruf dan angka.
Kode ini terintegrasi langsung dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK) setiap individu.
Alhasil bisa menjadikannya satu-satunya identitas yang mewakili seluruh aktivitas keuangan seseorang.
Contohnya mulai rekening bank, dompet digital, kartu kredit, hingga transaksi melalui QRIS, semuanya akan terhubung di bawah satu identitas ini.
Baca Juga: Payment ID Akan Diluncurkan di Banyuwangi, Kapan?
Menurut keterangan dari BI, sistem ini memiliki peran penting dalam mendukung kebijakan ekonomi pemerintah.
Dengan adanya agregasi data profil individu dan transaksi dari berbagai platform, BI dan lembaga terkait dapat melakukan analisis ekonomi makro.
Selain itu juga memantau penyaluran bantuan sosial agar lebih tepat sasaran, serta merancang kebijakan fiskal yang lebih akurat.
Sebagai gambaran, BI memberikan contoh format Payment ID seperti “DDS 012 SAR.”