KONTEKS.CO.ID - Nilai tukar rupiah kembali menunjukkan pelemahan signifikan terhadap USD pada penutupan perdagangan Kamis 31 Juli 2025.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah tercatat melemah 0,31 persen atau sekitar 51 poin, mencapai level Rp16.456 per USD.
Pelemahan ini mencerminkan sentimen pasar yang tengah bergejolak, terutama karena fokus utama para pelaku pasar kini tertuju pada dinamika kebijakan perdagangan global.
Menurut Analis Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi, sentimen pasar uang sangat dipengaruhi mendekatnya tenggat waktu tarif dagang AS pada 1 Agustus 2025.
Baca Juga: Nilai Tukar Rupiah Diprediksi Melemah Hari Ini, Sentimen Global Masih Jadi Penentu
"Presiden Trump mengintensifkan tindakan terkait perdagangan menjelang batas waktu tersebut," kata Ibrahim pada Kamis.
Ia menambahkan Trump telah mengumumkan kesepakatan tarif baru, yaitu 15 persen dengan Korea Selatan, 25 persen dengan India, dan 50 persen dengan Brasil, yang semakin menambah ketidakpastian.
Laporan dari Politico juga menyebutkan Presiden Trump berencana menandatangani perintah eksekutif.
Perintah ini akan memberlakukan tarif yang lebih tinggi bagi negara-negara yang gagal mencapai kesepakatan perdagangan dengan AS.
Baca Juga: Rupiah Bangkit Sangat Tipis Usai Terpuruk, Pasar Waspada di Tengah Tarik Ulur Ekonomi Global
Ini tentu saja menjadi perhatian serius bagi banyak negara mitra dagang AS, termasuk Indonesia.
Di sisi lain, kebijakan moneter dari Federal Reserve (The Fed) juga turut memengaruhi pergerakan rupiah.
The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga di kisaran 4,25-4,5 persen.
Ketua The Fed, Jerome Powell, tidak memberikan sinyal jelas mengenai kapan pelonggaran suku bunga akan dilakukan.