KONTEKS.CO.ID - Bank Dunia mengingatkan sejumlah tantangan struktural masih membayangi perekonomian Indonesia.
Satu di antaranya adalah tekanan terhadap konsumsi masyarakat akibat penurunan upah riil.
Bank Dunia mencatat upah riil turun rata-rata 1,1 persen per tahun sejak 2018.
Baca Juga: Satu Jorong di Agam Masih Terisolir Pascabencana Banjir Bandang dan Longsor
Penurunan terbesar dialami pekerja berkeahlian tinggi sebesar 2,3 persen, disusul pekerja berkeahlian menengah sebesar 1,1 persen.
Sementara, upah pekerja informal atau berkeahlian rendah hanya tumbuh 0,3 persen.
“Bagi pekerja berkeahlian menengah, hal ini berdampak signifikan terhadap kesejahteraan rumah tangga dan perekonomian secara keseluruhan,” ujar David Knight, Ekonom Utama Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste, Selasa lalu.
Baca Juga: Bank Dunia Ingatkan Banjir Sumatra Berisiko Picu Penurunan Pertumbuhan Ekonomi
Dari sisi ketenagakerjaan, Bank Dunia mencatat penyerapan tenaga kerja pada Agustus 2025 meningkat 1,3 persen dibandingkan Agustus 2024.
Namun, pertumbuhan tersebut masih didominasi sektor informal dengan upah rendah.
Alhasil itu menjadi tantangan tersendiri bagi pasar tenaga kerja meski stabilitas makroekonomi tetap terjaga.
Baca Juga: Viral Pantai di Iran Berubah Merah Darah Pascahujan Deras Bikin Dunia Tercengang, Fenomena Apa?
Untuk kinerja perdagangan, Bank Dunia mengantisipasi tantangan ke depan di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan global.
Surplus perdagangan Indonesia tercatat sebesar USD2,39 miliar pada Oktober 2025, dengan surplus kumulatif mencapai USD 35,88 miliar sepanjang Januari–Oktober 2025.
Artikel Terkait
Didanai Bank Dunia, TPST Sentiong Akan Ubah Sampah 14.285 KK Warga Cimahi Jadi Biomassa dan Produk Daur Ulang
Bank Dunia Puji Ketangguhan Rupiah, Sebut Paling Stabil di Antara Pasar Negara Berkembang
Anwar Ibrahim Tolak Seruan Bank Dunia, Harga BBM RON 95 Setara Pertamax Green di Malaysia Tetap Rp8 Ribu!
Pemerintah Buka Pengadaan Sistem Biometrik Terpadu, Didukung Pendanaan Bank Dunia Rp200 Miliar