• Minggu, 21 Desember 2025

Gelar RUPSLB, BNI Kian Mantapkan Transformasi dan Tata Kelola Hadapi 2026

Photo Author
- Senin, 15 Desember 2025 | 19:40 WIB
RUPSLB Bank BNI hadapi tahun 2026 (Foto: Bank BNI)
RUPSLB Bank BNI hadapi tahun 2026 (Foto: Bank BNI)

Ke depan, dia akan bertugas sebagai anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) ex-officio Kementerian Keuangan sejak Oktober 2025.

Baca Juga: PBSI Tetap Waspada Meski Juara SEA Games 2025, Ricky Soebagdja: Persaingan Bulu Tangkis Dunia Makin Panas

"Masa jabatan Bapak Suminto sebagai Komisaris Perseroan berakhir sejak 8 Oktober 2025 dan pengukuhan pemberhentiannya ditetapkan dalam RUPS Luar Biasa ini,” jelas Putrama.

Terkait pemberhentian tersebut, RUPSLB kemudian menyetujui diangkatnya Febrio Nathan Kacaribu sebagai komisaris perseroan menggantikan Suminto.

Saat ini, Febrio menjabat Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal (DJSEF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

Tutup Kuartal III 2025 dengan Kinerja Keuangan Solid

Di tengah ekonomi global dan ditopang penguatan fundamental, efisiensi pendanaan, serta transformasi digital yang berkelanjutan, BNI pun menutup kuartal III 2025 dengan kinerja keuangan yang solid.

Tercatat, hingga akhir September 2025, penyaluran kredit BNI mencapai Rp812 triliun, bertumbuh 10,5 persen secara tahunan (year-on-year/YoY) dengan pertumbuhan kredit yang lebih seimbang dan sehat di semua segmen bisnis.

Baca Juga: Kerahkan Seluruh Kemampuan, TelkomGroup Percepat Recovery BTS di Lokasi Bencana Sumatera

Lalu, kredit korporasi juga tumbuh sebesar 12,4 persen YoY menjadi Rp451 triliun. Sementara itu, segmen menengah dan UMKM non-KUR masing-masing meningkat 14,3 persen YoY menjadi Rp120 triliun dan 13,9 persen YoY menjadi Rp46 triliun.

Selanjutnya, segmen konsumer juga mencatat pertumbuhan 9,6 persen YoY menjadi Rp150,2 triliun. Peningkatan tersebut didorong oleh peningkatan permintaan KPR, personal loan, dan kartu kredit.

Kemudian, pada level grup, kredit usaha anak perusahaan tumbuh 15,3 persen YoY menjadi Rp17,4 triliun.

Di sisi pendanaan, dana murah (CASA) juga ikut tumbuh 13,3 persen YoY menjadi Rp613,4 triliun.

Pertumbuhan ditopang oleh pertumbuhan solid pada Giro sebesar 14,0 persen YoY dan Tabungan sebesar 12,6 persen YoY.

Baca Juga: 300 Meter Kubik Kayu Ilegal di Indragiri Hulu Disita, 120 Pohon Diduga Ditebang

Sementara itu, pertumbuhan deposito mencapai 40,4 persen YoY menjadi Rp320,9 triliun termasuk faktor adanya injeksi likuiditas dana Saldo Anggaran Lebih (SAL) dari Kementerian Keuangan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Lopi Kasim

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Stok Aman, Pemerintah Putuskan Stop Impor Beras 2026

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:45 WIB
X