KONTEKS.CO.ID – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menilai percepatan pertumbuhan ekonomi tidak mungkin dicapai tanpa reformasi besar-besaran pada iklim investasi.
Ia menyebut posisi Indonesia masih kalah bersaing dari negara tetangga, tercermin dari pilihan Nvidia yang menempatkan investasi di Johor, Malaysia, bukan di Indonesia.
Nvidia adalah perusahaan teknologi multinasional Amerika Serikat yang terkenal sebagai pionir dalam Unit Pemrosesan Grafis (GPU).
Baca Juga: Korban Jiwa Terus Bertambah, Banjir Sumatra Diperparah Longsor dan Tata Ruang Buruk
Sebagai langkah pembenahan, pemerintah membentuk Task Force Debottlenecking yang menjadi kanal resmi bagi pelaku usaha untuk melaporkan hambatan di lapangan.
Semua laporan akan diproses melalui sidang debottlenecking yang dipimpin langsung Menkeu.
“Para pelaku bisnis bisa menyampaikan kendala yang dihadapi. Saya sudah menyiapkan satu hari penuh untuk memimpin sidang ini,” kata Purbaya dalam pembukaan Rapimnas Kadin 2025 di Jakarta, Senin kemarin.
Baca Juga: Pembukaan Akses Tarutung–Sibolga dan Tarutung–Padang Sidempuan Terus Digeber
Purbaya berharap mekanisme ini dapat mempercepat penyelesaian masalah investasi.
Hal itu sebagaimana penyelesaian 193 kasus debottlenecking senilai Rp894 triliun yang pernah dilakukan pada 2016-2019.
Ia menegaskan reformasi regulasi ke depan akan disusun berdasarkan kebutuhan nyata di lapangan.***
Artikel Terkait
Menkeu Purbaya Respons Rencana Rosan Ajak Negosiasi Utang Whoosh ke China
Di Depan Anggota Komisi XI DPR, Menkeu Purbaya Banggakan Keberhasilan Guyuran Rp200 Triliun ke Himbara
Menkeu Purbaya Pastikan UMKM Belum Wajib Setor Laporan Keuangan via FRSW di 2027
Menkeu Purbaya Blak-blakan soal Anggaran BNPB yang Menipis