Baca Juga: Bencana Sumut, Sumbar, dan Aceh: Pemerintah Kerahkan Alat Berat, Tenaga Kesehatan, dan Tim SAR
Sebagai gambaran skala proyek, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia sebelumnya pernah memaparkan nilai investasi fantastis pabrik ini.
Pabrik petrokimia PT Lotte Chemical Indonesia (LCI) yang berlokasi di Cilegon, Banten, memiliki nilai investasi mencapai USD3,9 miliar atau setara Rp64 triliun.
Bahlil bahkan menyebut adanya cost overrun atau pembengkakan biaya operasional yang membuat total nilai investasi bisa menyentuh angka USD4 miliar.
"Kalau dikursikan sekarang, sudah mencapai kurang lebih sekitar Rp63 triliun–Rp64 triliun," jelas Bahlil saat peresmian pabrik oleh Presiden Prabowo, awal November lalu.
Proyek ini digadang-gadang sebagai pabrik petrokimia terbesar di kawasan Asia Tenggara, mengalahkan fasilitas serupa yang ada di Malaysia.
Konstruksi pabrik LCI sendiri telah dimulai sejak tahun 2022 dan baru rampung sepenuhnya pada tahun 2025 ini.
Keberadaan pabrik ini merupakan hasil kerja sama strategis antara pemerintah Indonesia dan Korea Selatan dalam upaya hilirisasi industri kimia.
Baca Juga: Indra Sjafri Umumkan 23 Pemain Timnas Indonesia U-22 untuk SEA Games 2025, Siapa saja?
Masuknya Danantara sebagai pemegang saham diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok industri petrokimia global dan mengurangi ketergantungan impor bahan baku kimia.***
Artikel Terkait
Harga Telur dan Daging Ayam Melonjak Akibat MBG, Danantara Siapkan Proyek Peternakan Rp20 Triliun
Profil Raja Yordania Abdullah II, Calon Tamu Prabowo dan Danantara dalam Misi Diplomatik Penting
Danantara Awasi Ketat Suntikan Dana Rp23,67 Triliun ke Garuda Indonesia
Nanik: Danantara Siapkan Anggaran Rp20 Triliun Bangun Peternakan Ayam untuk Bahan Baku MBG
Bloomberg Temui Prabowo di Istana, Jajaki Kerja Sama dengan Danantara hingga Bahas Konservasi Laut