KONTEKS.CO.ID - Forum Industri Nikel Indonesia atau FINI menilai ada ketidakseimbangan antara pertumbuhan pesat fasilitas smelter dan lambatnya peningkatan kapasitas pertambangan.
Fakta itu dilihat menjadi penyebab utama tekanan pasokan bijih nikel ke smelter yang ada di Indonesia.
Saat ini terdapat ratusan smelter pirometalurgi dan hidrometalurgi yang membutuhkan suplai bijih tanpa henti.
Baca Juga: Industri Nikel Indonesia Tertekan, Impor Bijih dari Filipina Melonjak, FINI Beri Peringatan
Kapasitas produksi melonjak tajam dari 250.000 ton nikel kelas dua pada 2017 menjadi lebih dari 1,8 juta ton pada 2024.
Angka-angka itu belum termasuk 395.000 ton nikel kelas satu.
“Ekosistem hilirisasi sangat kompleks. Jika ekspansi smelter tidak diimbangi pertumbuhan tambang, ancaman guncangan pasokan makin nyata,” kata Arif Perdana Kusuma, Ketua FINI, dalam keterangan pers di Jakarta, Jumat 21 November 2025.
Baca Juga: Misi Besar Nova Arianto: Antar Timnas U-20 ke Piala Dunia
FINI juga menyoroti kebijakan pemerintah mempersingkat masa berlaku RKAB (Rencana Kerja dan Anggaran Biaya) dari tiga tahun menjadi satu tahun.
Kebijakan itu dinilai menghambat perencanaan tambang jangka panjang, padahal smelter membutuhkan suplai yang stabil.
“Industri membutuhkan kepastian. Kalau bahan baku terganggu, dampaknya bukan hanya pada biaya produksi dan potensi berhentinya smelter, tapi juga kepercayaan investor dan industri baterai kendaraan listrik,” Arif menegaskan.
Baca Juga: Tak Pasang Target, Tim Indonesia Malah Lolos ke Piala Dunia 2026 Sepak Bola Cerebral Palsy
Meski memberi peringatan keras, Arif menekankan arah hilirisasi tetap berada pada jalur yang benar, tetapi memerlukan penguatan sisi hulu.
FINI mendorong pemerintah mempercepat eksplorasi, menegakkan standar teknis pertambangan, dan memprioritaskan persetujuan RKAB bagi penambang yang terintegrasi dengan smelter.
Artikel Terkait
Danantara dan GEM Asal China Teken Megaproyek Hilirisasi Nikel Senilai Rp23 Triliun
Pemerintah Sita 148 Hektare Tambang Nikel di Halmahera Tengah Milik China
Sebab Pemerintah Sita Tambang Nikel Milik China di Halmahera Tengah
Pemerintah Juga Sita Tambang di Bombana Sultra, Harga Nikel Dunia Naik