• Minggu, 21 Desember 2025

Naik Pesawat dari Singapura? Siap-Siap Bayar Pajak Bahan Bakar Hijau Hingga Rp532 Ribu Mulai 2026!

Photo Author
- Selasa, 11 November 2025 | 20:19 WIB
Singapura terapkan Pajak SAF untuk penumpang pesawat.  (Freepik/tawatchai07)
Singapura terapkan Pajak SAF untuk penumpang pesawat. (Freepik/tawatchai07)

KONTEKS.CO.IDSingapura siap menjadi negara pertama di dunia yang mengenakan pajak tambahan untuk bahan bakar hijau pesawat atau Sustainable Aviation Fuel/SAF.

Pajak ini akan mulai berlaku tahun depan, dan penumpang pesawat yang berangkat dari Singapura akan dikenakan biaya hingga SGD 41,60 atau sekitar Rp532.854.

Melansir dari Bloomberg, Selasa 11 November 2025, pajak tambahan berlaku untuk tiket yang dijual mulai 1 April 2026, untuk penerbangan yang berangkat mulai 1 Oktober 2026.

Baca Juga: Bahlil Semprot Dirjen Gakkum ESDM di DPR: Kalau Nyali Tak Ada, Pertimbangkan Mundur Saja!

Tidak hanya penumpang, penerbangan kargo juga akan dikenakan pungutan berdasarkan berat barang per kilogram. Penumpang yang hanya transit di Singapura tidak akan terkena pajak ini.

Menurut keterangan dari Civil Aviation Authority of Singapore (CAAS), tarif pajak untuk penumpang kelas ekonomi dan ekonomi premium dibedakan berdasarkan tujuan.

Misalnya Asia Tenggara SGD 1, Asia Timur, Asia Selatan, Australia, dan Papua Nugini SGD 2,80, Afrika, sebagian Asia, Eropa, Timur Tengah, Pasifik, dan Selandia Baru SGD 6,40, serta Amerika SGD 10,40.

Sementara itu, penumpang kelas bisnis dan first class dikenakan empat kali lipat dari angka tersebut.

Baca Juga: Target Tinggi PBSI plus Uji Konsistensi Atlet Muda di Kumamoto Masters dan Australia Open 2025

“Ini langkah penting bagi industri penerbangan global untuk menjadi lebih hijau. Dana dari pajak ini akan langsung digunakan membeli SAF,” ujar pihak CAAS.

Singapura, Negara Pertama Terapkan Pajak SAF

Kebijakan ini sempat membuat beberapa wisatawan terkejut, meski harga yang diterapkan lebih rendah dari perkiraan awal pemerintah yang berkisar SGD 3–16. Singapura berharap langkah ini mendorong adopsi SAF hingga 3–5 persen pada tahun 2030.

Industri penerbangan global menyumbang 1,2 persen emisi gas rumah kaca dunia, menurut Komisi Eropa.

Namun, penggunaan bahan bakar hijau masih terbatas karena permintaan penerbangan tinggi dan harga SAF yang mahal.

Baca Juga: Xania Monet Cetak Sejarah: Penyanyi AI Pertama yang Tembus Tangga Lagu Radio Billboard

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rat Nugra

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Stok Aman, Pemerintah Putuskan Stop Impor Beras 2026

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:45 WIB
X