"Pelaku pasar juga memperhitungkan kemungkinan penurunan suku bunga The Fed di akhir bulan ini," tambahnya.
Baca Juga: Status Riza Chalid dan Jurist Tan: WNI Tanpa Negara, Jadi Buronan Global, dan Diburu Interpol
Jyoti Prakash dari AlphaaMoney setuju, emas naik 2,8 persen minggu lalu bukan soal untung gede, tapi kestabilan moderat. Ia bilang, daya tarik emas ada di status safe haven-nya, terutama di tengah gejolak politik Washington.
Riya Singh dari Emkay Global Financial bilang, "Katalis langsungnya adalah kegagalan Washington untuk meloloskan paket pendanaan pemerintah."
Ini ancam data penting, tambah tekanan dolar, dan emas tahun ini performanya luar biasa.
Ke depan, analis ramal emas bakal didukung permintaan safe haven, dolar AS loyo, dan ketegangan geopolitik global. Aksi ambil untung bakal ciptakan goyang-goyang, tapi tren naiknya susah digoyang.
Bahkan, proyeksi algoritma bilang harga bisa naik 3,72 persen dalam seminggu, capai USD4.030,18 pada 10 Oktober 2025.
Lainnya prediksi emas dekati USD4.000 akhir tahun, dengan support di USD3.751 dan target USD3.838.
Kalau Fed potong suku bunga, ini bisa jadi katalis besar. Tapi, investor disarankan pantau ketat, emas bukan judi cepat kaya, melainkan pelindung jangka panjang.***
Artikel Terkait
Harga Emas Antam Hari Ini Stabil, Simak Detail Pecahan dan Ketentuan Buyback
Emas Antam Meroket Hati Ini! Harga 1 Gram Hari Ini Sentuh Rp2,239 Juta, Buyback Juga Ikut Naik
Anak Muda Hebat! Jember Marching Band Sapu Bersih 5 Medali Emas MWBC dan NATCOMP 2025 di Malaysia
Harga Emas Antam Stagnan di Akhir Pekan, Apakah Waktu Tepat Buat Beli?
Pelajar Indonesia Borong Medali Emas dan Perak Olimpiade Internasional di Malaysia