KONTEKS.CO.ID – Direktur INDEF, Eisha Maghfiruha Rachbini, berpendapat bahwa reformasi struktural (structural reform) untuk memperbaiki iklim investasi dan usaha sangat mutlak diperlukan.
"Diperlukan untuk meningkatkan kepastian usaha agar dunia usaha terdorong untuk berekspansi," kata Eisha di Jakarta, Minggu, 28 September 2025.
Ia menyimpulkan, hal tersebut harus dilakukan di samping harus melahirkan kebijakan yang dapat mendongkrak daya beli masyarakat.
Baca Juga: INDEF Nilai Stimulus 8 Plus 4 Belum Cukup untuk Tumbuhkan Ekonomi
Pasalnya, kebijakan fiskal saja tidak menjawab dan menyelesaikan hambatan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi sektor riil dengan melakukan injeksi likuiditas pada sektor keuangan.
"Masalah utama perbankan bukan terletak pada keterbatasan likuiditas, mengingat LDR masih 87% dengan AL/DPK di kisaran 27%," ujarnya.
Baca Juga: INDEF: Purbaya Harus Buat Kebijakan yang Bisa Dongkrak Daya Beli Masyarakat
Menurut Eisha, injeksi likuiditas yang berlebihan jika tidak dibarengi dengan reformasi struktural pada sektor riil dan investasi, serta perbaikan daya beli masyarakat, akan memperdalam decoupling antara sektor riil dan moneter.
"Yang sudah tampak sejak paruh kedua 2024 sebagai akibat pengetatan oleh BI sejak pertengahan 2023," katanya.***
Artikel Terkait
INDEF: Polri Paling Tinggi Mendapat Sentimen Negatif Warganet
INDEF: Fiskal Bukan Penyebab Utama Stagnasi Ekonomi
INDEF: Purbaya Harus Buat Kebijakan yang Bisa Dongkrak Daya Beli Masyarakat
INDEF: Menkeu Purbaya Harus Jaga Keseimbangan Ekonomi, Buka Banjiri Likuiditas Bank
INDEF Nilai Stimulus 8 Plus 4 Belum Cukup untuk Tumbuhkan Ekonomi