• Minggu, 21 Desember 2025

Salah Baca Sejarah Moneter, Yanuar Rizky Sebut Pemerintah Bisa Celaka Jika Tiru Kebijakan Era SBY

Photo Author
- Minggu, 28 September 2025 | 18:15 WIB
Pengamat Ekonomi Yanuar Rizky. (Tangkapan Layar Kanal Youtube Forum Keadilan TV)
Pengamat Ekonomi Yanuar Rizky. (Tangkapan Layar Kanal Youtube Forum Keadilan TV)

KONTEKS.CO.ID - Pengamat ekonomi Yanuar Rizky meluruskan pernyataan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengenai sumber likuiditas yang menopang perekonomian Indonesia pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), khususnya pasca-krisis finansial 2008.

Berdasarkan hasil riset jangka panjangnya, Yanuar membantah klaim bahwa guyuran likuiditas saat itu berasal dari kebijakan moneter domestik.

Koreksi ini ia sampaikan untuk menanggapi pernyataan Menkeu Purbaya yang mengklaim bahwa pemulihan ekonomi pada periode tersebut ditopang oleh stimulus likuiditas dalam negeri.

Baca Juga: Fajar Alfian-Muhammad Shohibul Fikri Lolos ke Final Korea Open 2025, Susul Jonatan Christie

"Menteri Keuangan Purbaya Yudi Sadewa mengatakan, 'Oh, saya dulu di sebelah Pak SBY. Saya menurut data saya bukan uang domestik yang diguyur'.

Menurut riset saya enggak begitu," ujar Yanuar dalam sebuah siniar yang tayang di kanal Youtube Forum Keadilan TV pada Sabtu, 27 September 2025.

Menurut risetnya, banjir likuiditas yang masuk ke pasar keuangan Indonesia pada Maret 2009 dan seterusnya adalah akibat langsung dari kebijakan Quantitative Easing (QE) yang dikeluarkan oleh bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed).

"The Fed lah yang mengguyur market. Jadi uang likuiditas itu banjirnya dari eksternal," tegasnya.

Baca Juga: Prediksi Cuaca BMKG: Hujan Petir Bayangi Jabodetabek pada Siang dan Sore Hari

'Dewa Penolong' dari Luar Negeri

Yanuar menjelaskan bahwa The Fed pada saat itu secara masif "mengguyur market" global dengan dolar untuk menyelamatkan perekonomian mereka, dan Indonesia sebagai salah satu emerging market turut kecipratan aliran dana tersebut.

Inilah yang menurutnya menjadi "dewa penolong" bagi perekonomian Indonesia saat itu, bukan murni karena keberhasilan kebijakan counter-cyclical domestik.

Koreksi ini menjadi sangat penting dalam konteks kebijakan ekonomi saat ini. Menurut Yanuar, situasi sekarang sangat berbeda dengan tahun 2009.

Baca Juga: 3 Dosa Sistemik Polri Menurut Reza Indragiri, Jauh Lebih Gawat dari Brutalitas!

Saat ini, The Fed justru berada dalam siklus pengetatan moneter, yang berarti likuiditas global sedang mengering.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rat Nugra

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Stok Aman, Pemerintah Putuskan Stop Impor Beras 2026

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:45 WIB
X