"Kalau sepanjang tahun ke depan seperti itu ya berdampak, tapi saya yakin ketika mereka tahu bahwa kebijakan yang kita jalankan betul-betul bisa membalik arah pertumbuhan ekonomi, itu rupiah akan berbalik dengan cepat,” katanya.
Sebagai informasi, pada perdagangan Jumat, 26 September 2025 kemarin, kurs rupiah sempat tertekan hingga Rp16.794 per dolar AS pada sesi pagi.
Jelang penutupan, rupiah berbalik naik tipis 0,07 persen ke Rp16.738 per dolar AS.
Baca Juga: Prabowo Mau Kirim Pasukan ke Gaza, Komisi I DPR: Bukti Presiden Tak Hanya Bicara tapi Siap Bertindak
Secara mingguan, rupiah masih terkoreksi sebesar 0,82 persen dibanding posisi Rp16.601 per dolar AS pada Jumat 19 September 2025 lalu.
Sementara, kurs referensi Jisdor BI (Bank Indonesia) mengalami melemah selama delapan hari beruntun.
Jisdor terkoreksi Rp23 atau 0,14 persen menjadi Rp16.775 per dolar AS, pada Jumat 26 September 2025.
Dalam sepekan, kurs Jisdor telah turun 1,19 persen dan menyentuh level Rp16.578.***
Artikel Terkait
Rupiah Impoten Lawan Dolar Singapura, Nilai Tukar Terlemah Terhadap SGD Sepanjang Sejarah RI Merdeka!
Bobroknya PLN, Lampu Nyala di Mana-mana tapi Merugi Puluhan Triliun Rupiah
Fakta Terbaru Dugaan Korupsi EDC BRI, KPK Sebut Ada Vendor Kembalikan Uang Puluhan Miliar Rupiah
Nilai Tukar Rupiah Terus Ambles, Perry Warjiyo: Bank Indonesia Gunakan Seluruh Instrumen Agar Tak Terus Tertekan
Rupiah Jeblok Lagi ke Rp16.792 per Dolar AS, Pasar Deg-degan Tunggu Data Inflasi AS dan Sikap The Fed