Baca Juga: Ribuan Personel Gabungan Amankan Demo 15 September 2025 Menolak Reformasi Polri di DPR Hingga Monas
Dana Mengendap di BI dan Ancaman Jebakan Ekonomi
Purbaya juga menyoroti kebiasaan pemerintah menaruh dana hingga Rp 800 triliun di Bank Indonesia (BI). Padahal, itu uang hasil utang dengan bunga sekitar 7 persen.
“Itu efisien atau enggak? Saya enggak tahu. Tapi dari situ aja ada pemborosan,” ujarnya. Ia menilai kebijakan BI menerbitkan SRBI ikut mengeringkan likuiditas perbankan. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi makin melambat.
Kalau kondisi ini dibiarkan, menurut Purbaya, Indonesia bisa masuk “jebakan ekonomi”.
Ia bahkan menyebut, “Kita sedang dibunuh. Kalau ekonomi seperti saya ngelihatnya itu jebakan ekonomi, tinggal tunggu jatuhnya kalau enggak cepat-cepat diperbaiki.”
Jurus Baru: Dana Rp 200 Triliun Dipindah ke Bank
Sebagai solusi, Purbaya mulai memindahkan dana pemerintah dari BI ke perbankan sebesar Rp 200 triliun. Dengan begitu, uang beredar bisa naik 15–20 persen dalam 1–2 bulan ke depan.
“Nanti kalau sudah saya perbaiki, ya (pertumbuhan ekonomi) 6–6,5 persen bisalah kira-kira atau bisa lebih cepat. Baru kita perbaiki engine-engine yang lain,” tuturnya.
Publik kini menunggu apakah jurus baru Purbaya ini beneran bisa bikin mesin ekonomi RI ngebut lagi, atau sekadar wacana manis kayak biasanya.***
Artikel Terkait
Public Speaking Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa Disorot, Mahfud MD Gelengkan Kepala: Wah, Keliru Tuh!
Chairman Rockefeller Ruchir Sharma Beri Pesan Khusus ke Menkeu Purbaya: Belajar dari China!
Jokowi Sebut Menkeu Purbaya Beda Mazhab dengan Sri Mulyani
PEPS: Gebrakan Awal Purbaya Rp200 Triliun Sulit Dorong Pertumbuhan Ekonomi
PEPS: Gebrakan Rp200 Triliun Purbaya Bukan Kebijakan Fiskal Maupun Moneter