BI juga mencatat pelaku usaha ritel menaruh ekspektasi waspada terhadap kondisi ke depan.
Baca Juga: Ini Perincian Wilayah Potensi Cuaca Ekstrem di Pulau Jawa dari BMKG
Proyeksi tiga hingga enam bulan ke depan memperlihatkan antisipasi kenaikan harga barang konsumsi.
Jika tidak diimbangi kebijakan pasokan dan stabilisasi harga, ekspektasi ini berpotensi menambah tekanan inflasi.
“Data historis menunjukkan, sekitar 80 persen jeda antartransaksi tidak disebabkan gangguan besar, sehingga rerata waktu transaksi konsumen sebenarnya tetap tinggi,” tulis laporan BI yang ditandatangani Ramdan Denny Prakoso, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI.
Baca Juga: Trik Prompt Gemini AI: Bikin Foto Polaroid Estetik Instan, Auto Keren!
Hal itu menegaskan perlunya kewaspadaan menjaga momentum konsumsi domestik.
Fenomena ketimpangan kinerja antarsektor dan wilayah membuka pertanyaan tentang daya beli masyarakat.
BI menekankan pentingnya menjaga kepercayaan konsumen di tengah dinamika harga.
Baca Juga: Moto G 2026 Resmi: Performa Ngebut, Kamera 50MP, dan Baterai 5200 mAh untuk Sehari Penuh
“Ekspektasi masyarakat terkait inflasi ke depan perlu terus dikelola, agar momentum konsumsi tetap menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi,” bunyi laporan itu.***
Artikel Terkait
Rumah Terbakar di Cakung Akibat Motor Tabrak Kios Bensin Eceran
Alasan Lengkap Larangan Penjualan Rokok Ketengan atau Eceran
Hadiah Tahun Baru Bagi Perokok, Harga Jual Eceran Rokok Naik Tinggi Mulai 1 Januari 2025
Multifinance Melambat, OJK Catat Tren Perlambatan Piutang 8 Bulan
Marak Beras Oplosan, Harga Beras Medium pun Melonjak Lampaui Harga Eceran Tertinggi, Cek di Sini