KONTEKS.CO.ID - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengeklaim fundamental ekonomi Indonesia tetap kuat meski kondisi sedang tak kondusif beberapa hari terakhir.
Dia juga mengaku masih optimistis dampak gejolak sosial politik bersifat jangka pendek. Pemerintah, kata dia, yakin jika situasi saat ini tidak mengganggu arah pertumbuhan.
"Secara fundamental, Indonesia mempunyai ketahanan yang solid. Kinerja kuartal II mencatat pertumbuhan 5,12 persen secara year-on-year. Indikator utama seperti Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur juga berada di atas 50 persen, tepatnya 51,5 persen, naik dari 49,2 persen pada Juli," kata Airlangga dalam konferensi pers di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta Selatan, pada Senin 1 September 2025.
Baca Juga: Jadi Sorotan Dunia, Media Rusia Sebut George Soros Dalang Kerusuhan di Indonesia
Menurutnya, pasar modal sempat mencetak rekor tertinggi pekan lalu.
"IHSG pada 25 Agustus berada di level 7.926, menguat 0,87 persen. Pada 28 Agustus, naik lagi ke 7.952 sebelum turun 1,53 persen menjadi 7.830 pada hari Jumat saat demo besar berlangsung," terangnya.
Kemudian, inflasi juga tetap terkendali di level 2,37 persen.
Nilai tukar rupiah di kisaran Rp16.490 per dolar AS dengan depresiasi 2,35 persen sepanjang tahun.
Lalu, neraca perdagangan juga konsisten mencatat surplus.
"Hari ini juga akan dirilis angka inflasi Agustus yang diperkirakan tetap stabil," kata dia.
Dia mengeklaim, daya beli masyarakat masih kuat, mobilitas tinggi, belanja ritel meningkat, baik offline maupun online.
Artikel Terkait
Saham BCA Tertekan, Net Sell Asing Jadi Sorotan
Isu BLBI Bayangi Saham BCA, Fundamental Tak Cukup Tahan Tekanan
Pasar Indonesia Terperosok, Investor Nilai Ada 'Ketenangan yang Rawan’
Ekspor Sawit Indonesia Naik 11 Persen, Kinerja Perdagangan Membaik
Prabowo Didorong Nasionalisasi BCA, Sasmito Singgung Skandal BLBI