Misalnya, belum diketahui apakah Cook harus segera meninggalkan Dewan Fed, dan jika demikian, akankah Trump memiliki kesempatan untuk mencalonkan orang lain untuk mengisi kursinya.
Baca Juga: Food Tray MBG Diduga Mengandung Babi, IPNU Singgung Produk Halal dan Desak Pakai Produk Lokal
Pertemuan kebijakan moneter Fed berikutnya kurang dari sebulan lagi, yaitu pada 16 dan 17 September.
Minggu lalu Cook merilis pernyataan yang mengatakan bahwa dia tidak akan "diintimidasi" untuk mengundurkan diri.
"Saya tidak berniat diintimidasi untuk mundur dari posisi saya karena beberapa pertanyaan yang diajukan dalam sebuah twit,” responsnya.
“Saya bermaksud untuk menanggapi pertanyaan apa pun tentang riwayat keuangan saya dengan serius sebagai anggota Federal Reserve, jadi saya mengumpulkan informasi yang akurat untuk menjawab pertanyaan yang sah dan memberikan fakta," ujarnya dalam pernyataan tersebut.
Baca Juga: Profesor University of Amsterdam Sebut Politik Uang Akar Korupsi dan Oligarki di Indonesia
Independensi The Fed Terancam
The Fed dirancang untuk independen dari politisi khususnya, sehingga dapat berfokus pada data ekonomi – dan bukan pertimbangan politik – dalam mencapai mandat gandanya untuk mengendalikan kenaikan harga sekaligus mendukung pasar tenaga kerja.
Politisi seringkali lebih menyukai suku bunga yang lebih rendah, dengan tujuan meningkatkan harga saham dan membuat masyarakat lebih mudah meminjam uang. Keduanya merupakan langkah populer di kalangan pemilih.
Namun, suku bunga yang lebih rendah berisiko memicu tekanan harga. Di sisi lain, membiarkan suku bunga terlalu tinggi dapat membatasi pengeluaran dan perekrutan secara berlebihan, sehingga merugikan perekonomian.
Baca Juga: TNI Turun Tangan Amankan Demo DPR 25 Agustus, Polri Tegaskan Pengamanan Sudah Sesuai SOP
Tidak ada bank sentral yang selalu benar. Namun, studi menunjukkan bahwa perekonomian dengan bank sentral independen (di mana pejabat tidak dapat dengan mudah dipecat oleh pejabat terpilih) mengalami hasil yang lebih baik, termasuk inflasi yang lebih rendah.
Jika langkah ini mengorbankan kredibilitas ekonomi AS, aset-aset Amerika, seperti saham dan dolar, dapat terpukul. Hal itu pada gilirannya dapat membuat investor menuntut premi yang lebih tinggi. untuk meminjamkan uang ke AS.
Segera setelah pengumuman Trump pada hari Senin, indeks dolar AS turun 0,3%. Indeks ini mengukur kekuatan dolar terhadap sekeranjang mata uang internasional lainnya. ***
Artikel Terkait
The Fed Tahan Suku Bunga Acuan, Rupiah Tertekan dan Potensi Melemah
Donald Trump Ingin Ganti Ketua The Fed, Serukan Pemangkasan Suku Bunga
IHSG Tergelincir di Tengah Euforia Global, 230 Saham Melemah dan Pasar Waspada Jelang Keputusan The Fed
Rupiah Melemah ke Rp16.307 Jelang Rilis Data Inflasi AS, Pasar Waspada Menunggu Langkah The Fed
Bursa Saham Indonesia Melemah Dua Hari Beruntun, Investor Waspada Sinyal The Fed