Komposisi ULN pun masih didominasi utang jangka panjang dengan pangsa mencapai 85 persen dari total utang luar negeri.
Pemerintah menekankan pengelolaan utang dilakukan secara hati-hati, terukur, dan akuntabel.
Sebagai salah satu instrumen pembiayaan APBN, pemanfaatan ULN diarahkan untuk memperkuat fondasi ekonomi nasional, termasuk sektor kesehatan, pendidikan, konstruksi, serta transportasi.
Koordinasi antara pemerintah dan Bank Indonesia akan terus diperkuat untuk memantau perkembangan utang luar negeri.
“Tujuannya menjaga stabilitas ekonomi, meminimalkan risiko, dan memastikan utang dimanfaatkan secara optimal untuk pembiayaan pembangunan,” kata Ramdan.
Dengan langkah pengelolaan yang disiplin, diharapkan utang dapat terus berperan positif dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia secara berkelanjutan.
Meski tantangan global dan tekanan pasar keuangan masih tinggi.***
Artikel Terkait
Lagi-lagi Utang Luar Negeri Indonesia Membengkak, Sudah Tembus Rp6.592 Triliun
Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp7 Triliun per April 2025 tapi BI Sebut Masih Aman
Utang Luar Negeri Indonesia Melambat, Ini Penyebabnya
Utang Luar Negeri Indonesia Sudah Rp7.080 Triliun, Kini Tiap Kepala Warga RI Mulai Dewasa hingga Bayi Menanggung Beban Rp25 Juta